Minggu, 17 Maret 2013

BERSIH PEDULI DAN PROFESIONAL


Oleh : Zulfadli, SH, MK





Ketika menjabat kepala jorong semacam jabatan di bawah kepala desa atau nagari di Minangkabau, seorang teman memberi saya sebuah buku kecil yang berjudul “Mengapa Memilih PK Sejahtera: 42 Argumen PK Sejahtera harus menang di Pemilu 2004” dan sebuah kartu ucapan selamat lebaran dari pengurus partai. Teman saya ini adalah kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kalau tidak salah waktu kejadiannya pada pertengahan tahun 2003.

Sebagai seorang yang didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting di kampung saya atau sebagai pelayan masyarakat saya faham apa maksud pemberian oleh teman saya tersebut. Tentu saya harus mengambil suatu sikap yaitu tidak menjadi partisan partai politik manapun. Setelah membaca buku kecil tersebut dari awal hingga akhir saya berkesimpulan bahwa buku kecil ini bagus dan tidak saya sangsikan lagi kebenarannya.

Saya tidak pernah menjadi kader dari partai politik manapun sebelumnya walau pada masa orde baru sekalipun. Secara jujur saya akui bahwa saya tidak pernah memilih partai Islam pada masa itu. Tapi sejak tahun 1999 diawal reformasi saya mempunyai pemikiran lain bahwa sudah saatnya partai politik yang berasaskan Islam yang harus tampil memimpin republik ini, namun saya belum berminat menjadi kader partai politik. Pada pemilu 1999 saya memilih salah satu partai Islam, saya tidak perlu menyebutkan partai apa tapi bukan PKS, yang waktu itu masih bernama Partai Keadilan (PK). Tetapi yang penting adalah pemimpin partai tersebut tokoh favorit saya waktu itu. Akhirnya kepercayaan saya kepada partai ini lambat laun mulai memudar, karena saya melihat sebagai partai Islam kok pemimpinnya tidak islami. Kok tokoh favorit yang menjadi harapan saya ini isterinya tidak pakai jilbab?, padahal Islam mewajibkan seorang muslimah memakai jilbab?. Sungguh aneh menurut pikiran saya.

Sejak saat itu harapan saya pupus dan saya berfikir tidak akan lagi berharap terhadap partai ini di masa mendatang. Setelah saya fikir dan menimbang-nimbang baik buruknya saya yakin tentu ada partai baru yang berasas Islam yang akan memenuhi harapan saya, sebab saya sama sekali tidak percaya dengan partai berideologi lain selain Islam. Akhirnya Saya melihat ternyata Partai Keadilan Sejahtera yang cocok dengan kriteria saya apalagi mengetahui ciri khasnya sebagai partai da’wah, kejadian ini berlaku sebelum saya menerima buku kecil tersebut. Saya memimpikan partai ini menjadi kekuatan baru sebagai partai masa depan di republik yang kita cintai ini.

Saya berterimakasih kepada teman yang telah memberi buku kecil yang sangat berharga bagi saya karena telah memberikan pengetahuan yang cukup lengkap dan panduan untuk memilih yang terbaik diantara yang baik. Sebagai kepala jorong tentu secara etika saya tidak mungkin aktif sebagai kader apalagi duduk di kepengurusan. Saya berpikir cukup sebagai simpatisan. Dan pada pemilu tahun 2004 saya telah memastikan memilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Setelah saya tidak lagi menjabat kepala jorong pada tahun 2005 saya belum berpikir untuk aktif di kegiatan politik, karena saya masih mempunyai kesibukan di pemerintahan nagari sebagai anggota Badan Perwakilan Rakyat di nagari. Kemudian juga menjadi staf di kantor wali nagari dan masih banyak kegiatan lainnya disamping mengelola Yayasan Pondok Pesantren di kampung saya sebagai salah seorang pengurus dan staf pontren dan juga mengurus Mushalla serta MDA.

Pada awal tahun 2008 saya didatangi oleh tiga orang kader PKS, mereka adalah pengurus DPD PKS Kabupaten. Saya mendapat penghargaan yang tinggi sekali karena kedatangan tamu istimewa ini. Singkat cerita saya ditawarkan menjadi kader PKS dan tanpa keraguan sedikitpun saya bersedia, kesediaan saya tidaklah heran karena sejak 2004 saya tidak asing lagi dengan PKS, selama empat tahun sudah cukup kiranya dalam menentukan suatu pilihan untuk bergabung sebagai kader partai.

Sehingga sejak saat itu saya resmi menjadi kader dan tidak lama setelah itu saya menerima kartu anggota dan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pimpinan Ranting (DPRa) di nagari saya. Ada ciri khas partai ini yang berbeda dengan partai lain yaitu bahwa setiap kader ditempa dan dibekali dengan kegiatan, yaitu Liqo’ artinya pertemuan yang dilaksanakan sekali dalam seminggu berupa pengajian, dimana setiap kader dibagi berkelompok sebanyak enam sampai 12 orang, kemudian mengikuti pengajian yang dipimpin seorang guru/murabbi atau mentor. Pengajian ini diawali dengan tilawah al-Qur’an masing-masing kader, kemudian dilanjutkan dengan taujih / tausiyah oleh guru yang berisikan kajian-kajian keislaman, fiqih, hadits, tafsir, sirah nabawiyah dan lain-lain dan selalu pula dibarengi dengan diskusi. Dan diharapkan juga nantinya masing-masing kader mampu pula menda’wahkan Islam di tengah masyarakat.

Liqo’ yang dilakukan ini sangat banyak manfaatnya dan saya tidak sedikitpun melihat hal-hal yang meragukan atau katakanlah menyimpang dari amalan kita sehari-hari, kader dituntut menjadi pribadi muslim yang mampu menjalankan ajaran Islam itu secara kaffah, sebagai mu’min sejati yang meyakini hari berbangkit, bukan hanya melaksanakan yang wajib tapi sampai kepada yang sunnah. Dengan bekal inilah kita harapkan lahir para pemimpin yang bersih, memiliki kepedulian sosial dan profesional di bidang yang ditekuninya. Pemimpin yang tawaddu’ yang tidak mengharapkan dunia sebagai tujuan tetapi berlomba-lomba mencari Ridha Allah.

Disamping Liqo’ masih banyak kegiatan lain yang dapat diikuti kader dan simpatisan seperti tasqif mingguan siraman rohani dan diskusi keagamaan, rihlah keluarga, kepanduan, kegiatan alam, aksi solidaritas damai, aksi kepedulian sosial dan masih banyak lagi.

Sesuatu yang saya dapatkan dalam liqo’ dan selalu ada dalam ingatan saya adalah bahwa inti dari kita berorganisasi dan berpolitik itu adalah dakwah agama kita yang mulia ini terus bergerak di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang dimulai dari diri kita masing-masing. Partai hanyalah sarana dan alat untuk mencapai itu semua, sekiranya partai ini dibubarkan, dakwah itu tetap akan ada dan tidak akan berhenti hingga akhir zaman. Saya berfikir bahwa partai boleh diibaratkan hanyalah sebuah kapal atau bahtera yang mengarungi samudra yang sangat luas yang akan mengantarkan kader menjadi pemimpin di tempat tujuan nantinya.

Ada orang yang alergi dengan politik, mereka menganggap politik itu kotor dan partai politik itu sarang koruptor. Kenapa harus alergi, barangkali karena tabiat buruk para politikus. Tapi ingatlah saudaraku setiap partai pasti bertujuan baik, tidak ada partai yang buruk atau jelek hanya saja ada oknum yang tidak baik, manusia yang mengendalikannya yang mungkin jahat. Politik itu pada dasarnya baik bila manusia didalamnya juga baik. Inilah yang harus dicamkan, menjadikan manusia itu baik dan berakhlak, tidak ada jalan lain selain mendidiknya dengan dasar agama, jadi setiap manusia itu wajib selalu berpedoman kepada ajaran agama khususnya Islam.

Dan ada pula orang yang berpandangan, jangan membawa-bawa agama ke ranah politik. agama bukan untuk dipolitisasi, katanya. Ini adalah pandangan yang sangat keliru, karena Islam itu adalah jalan yang lurus sebagai jalan keselamatan, selagi orang itu berada di jalan yang lurus, pasti segala prilakunya tidak akan menyimpang. Ada dua hal prinsipil yang perlu diketahui bahwa, Pertama; Islam tidak hanya mengatur hubungan Makhluk dengan Khalik tapi juga mengatur hubungan makhluk dengan sesamanya, hablum minallah wa hablum minannaas, artinya hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Bagaimana hubungan sesama manusia inilah yang perlu adanya kepemimpinan yang dilakukan oleh orang yang ahli/mengamalkan ajaran agama, bagaimana perilaku seorang pemimpin dan bagaimana perilaku orang dalam menerima kepemimpinan itu dan maka itulah politik. Kedua; setiap pribadi yang beragama Islam wajib memegang teguh tali/agama Allah, setiap tindakannya, perilakunya selalu berada dibawah aturan Allah dan Rasul-Nya inilah jalan lurus yang wajib diyakini dan diamalkan.

Sekarang Partai Keadilan Sejahtera dihujat habis-habisan oleh orang-orang yang tidak senang, mereka seolah tidak mau tahu bahwa partai ini adalah anak kandung reformasi yang lahir dari rahim reformasi setelah tumbangnya rezim Orde Baru. Apalagi akhir-akhir ini PKS diterpa badai dahsyat dimana Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq yang ketika menjadi Presiden PKS dijadikan tersangka oleh KPK. Dan hal ini menjadi berita menarik bagi media-media sekuler untuk menghantam PKS agar partai ini hancur karena kebencian mereka terhadap perkembangan partai ini. Boleh diibaratkan tusukan pedang yang tajam langsung ke jantung partai itu sendiri. Tapi apakah partai oleng dan kemudian ambruk?. Ternyata diluar dugaan, jangankan oleng, bergeming pun tidak.

Hal ini berkat kesigapan pimpinan di tingkat pusat dalam mengelola strategi penyelamatan partai, dalam waktu pendek dan melalui pemilihan yang singkat maka kepemimpinan partai segera diserahkan kepada Ustadz Anis Matta yang segera menjadi Presiden partai menggantikan Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq yang telah mengundurkan diri karena menjadi tersangka. Dan Anis Matta sebagai presiden partai Alhamdulillah ternyata mampu mengendalikan jalannya partai dengan sangat baik.

Tetapi sebagai salah seorang kader PKS saya sama sekali tidak terpengaruh, malahan semakin bertambah kepercayaan saya terhadap PKS. Terlepas dari bersalah atau tidaknya beliau nantinya di depan hukum saya yakin mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq tidak bersalah. Dan tidak ada keyakinan saya sedikitpun bahwa tokoh sekaliber beliau terlibat kasus seperti yang dituduhkan. Saya yakin suatu saat Allah pasti akan menunjukkan kebenaran yang sesungguhnya.

Menurut analisa saya ada tiga pihak yang memproklamirkan kebencian yang meluap-luap dan berupaya dengan ribuan cara agar PKS dibonsai atau kalau perlu hilang dari peredaran. Pertama; Pihak penggagas dan pendukung Sepilis (sekulerisme, pluralisme dan liberalisme), termasuk disini kaum munafik yang sangat anti kepada partai yang berasaskan Islam dan pada dasarnya mereka anti kepada Islam itu sendiri. Kedua; Pihak Islam KTP yang dangkal pemahaman keislamannya, dimana mereka ini mudah terpengaruh dan dipengaruhi serta ikut-ikutan tanpa adanya dasar pemahaman yang utuh. Ketiga; Pihak yang bergelimang dosa dan kemaksiatan yang merasa ketakutan apabila partai Islam berkuasa maka usaha dan propagandis mereka akan terancam dihabisi.

Berkaca dari sejarah bahwa partai Islam dan para tokoh-tokoh Islam yang taat selalu dimusuhi oleh penguasa yang sekuler, karena dari dulu sampai sekarang partai yang berdasarkan Islam selalu dicurigai, sejak zaman orde lama sampai orde baru tokoh politik Islam selalu terpinggirkan bahkan banyak yang di-kandangsitumbin-kan. Karena apa, karena satu sebab, mereka membela kebenaran dan keadilan. Setelah reformasi maka kekuatan politik Islam kembali bangkit dan salah satunya adalah Partai Keadilan Sejahtera. Apa mau dikata tidak seorangpun yang dapat menghambat perkembangannya apabila Allah berkehendak. Tetapi para penguasa selalu mewaspadai, namun berhubung zaman sekarang adalah zaman reformasi maka mereka tidak mampu mencari titik kelemahan partai ini.

Barangkali 1001 cara diusahakan agar partai ini hancur lebur, musnah tidak bersisa atau setidaknya ditinggalkan oleh konstituen atau tidak lagi dipercayai oleh rakyat. Tapi Alhamdulillah Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana telah menunjukkan jalan yang terbaik dan ternyata para kader tidak bergeming sedikitpun bahkan semakin kokoh ibarat karang yang diterjang ombak dan badai dan sedikitpun tidak bergeser.

Masyarakat pun semakin cerdas dan tidak mudah terpengaruh dengan black campaign yang dipropagandakan oleh manusia-manusia yang hati nuraninya tertutup, buktinya adalah dua Pilkada di dua daerah yakni Jawa Barat dan Sumatera Utara dimenangkan oleh Calon Gubernur yang merupakan kader Partai Keadilan Sejahtera. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.

Ada satu hal lagi yang perlu diluruskan bahwa ada pendapat yang mengatakan sebaiknya ustadz atau kiyai tidak berpolitik, lebih baik mengurus umat karena justru politik itu bukan maqamnya para ustadz, kiyai dan ulama, kata mereka. Dari mana dalilnya mereka dapatkan bahwa tidak boleh, apakah ada Allah dan Rasul pernah melarang? dan apakah dalam konstitusi kita ada larangan, tidak ada sama sekali. Justru berda’wah di dalam lingkaran kekuasaan (eksekutif, legislatif, yudikatif) dan dilakukan oleh ustadz, kiyai atau buya yang kebetulan berada di dalam pemerintahan, itu sebetulnya sangat tepat dan efektif, bukan berarti da’wah diluar itu tidak tepat, karena seorang yang punya pengetahuan/mengamalkan agama yang aktif di pemerintahan lebih mampu memperbaiki roda pemerintahan bila ada penyimpangan, setidaknya memberikan contoh yang baik kepada rakyat, bahwa pemimpin itu seharusnya seperti apa, karena kita sama tahu bahwa teramat sangat besar godaan di dalam kekuasaan itu. Islam Yes, Partai Islam No sudah tidak masanya, dan harus dibuang jauh-jauh karena istilah itu sudah usang dan dipopulerkan oleh orang-orang yang berpaham sekularisme.

Mari kita berfikir jernih, bagaimana mungkin sebagai seorang muslim, sebagi mukmin kita akan rela kepemimpinan di pemerintahan itu dikuasai oleh orang-orang non Islam dan orang-orang sekuler?, Islam KTP dan orang-orang liberal?, bagi orang-orang yang agamanya (Islam) kuat pasti hati dan perasaannya merasa sakit. Kecuali bagi yang di hatinya ada penyakit kronis. Padahal memilih para pemimpin dari kaum kafir jelas diharamkan dalam Islam dan tentu saja berdosa, juga berlaku untuk yang mengaku muslim tapi tidak mau dan tidak pernah membela kepentingan umat Islam.

Belum ada sejarahnya pemimpin negara ini memenuhi harapan rakyat banyak dalam kepemimpinannya, semuanya menyisakan masalah, bukannya bebas dari masalah justru semakin dihimpit oleh berbagai masalah sehingga rakyat banyak semakin menderita. Saya melihat secercah harapan itu masih ada dan Partai Keadilan Sejahtera memenuhi harapan itu, karena mempunyai kekuatan kader yang sangat solid bila diberikan kesempatan memimpin negeri ini.

Saya yakin untuk ke depan PKS akan tetap istiqamah didalam garis perjuangannya dan tetap Bersih, Peduli dan Profesional dan selalu siap bekerja untuk Indonesia, meskipun dizalimi secara bertubi-tubi dan difitnah secara membabi buta oleh orang-orang yang buta mata hatinya. Doa orang yang terzalimi didengar dan pasti diijabah oleh Allah Swt. Insya Allah. Saya menghimbau kepada Antum para kader PKS, Ikhwan dan Akhwati fillah,  Istiqamahlah dalam jalan dakwah, hindari godaan duniawi, perbanyak amal untuk akhirat dan selalu beristighfar. Saya masih ingat pesan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Ustadz Tifatul Sembiring, ketika menghadapi pemilu tahun 2009:

”Assalamu’alaikum Wr. Wb. Ikhwani/Akhowati fillah... Kita berada dalam shaff da’wah ini adalah sebagai prajurit-prajurit, putra-putra da’wah. Pelanjut risalah... Anak panah dari sekian banyak anak-anak panah Allah swt... Semangat telah dikobarkan... Segala pikiran telah dicurahkan... Tenaga dan pekikan telah dikumandangkan... Secuil harta yang kita punya telah diinfakkan... hanya saja... Mungkinkah semua ini membebaskan kami, ya Allah, dari siksa neraka Mu...Ya Allah ampunilah kami...”

            Mari kita cerahkan semangat dalam hati kita dengan mendengar bait-bait syair, gambaran sang pejuang da’wah yang cita-citanya untuk menjadi syuhada akhirnya dikabulkan oleh Allah:

Majulah... Hai pembela Allah
Majulah... Hai penegak kebenaran dan keadilan

Bendera telah berkibar
Langkah suci harus terus berderap
Kenapa berhenti !!!
Kenapa !!!

Apakah karena Abdurrahman telah mati
Tidak !!!
Tidak !!!, Hai saudara se Islam
Jangan sampai berhenti
Hai yang penyebar keagungan Islam
Dan penyampai da’wah

Harus diwujudkan bangunan yang kokoh
Bendera Islam harus kita jaga
Agar tetap berkibar
Dan amanah di pundak kalian semua
Hingga hari akhir

Abdurrahman Al-Ghafiqy


Kepada Saudaraku sesama umat Islam mari kita perkuat Ukhuwah Islamiyah karena musuh Islam akan sangat senang apabila umat islam saling berselisih paham, mereka akan bergembira bila umat Islam saling bertengkar, mereka akan tertawa bila umat Allah ini saling menjatuhkan dan mereka akan bersorak bila umat Rasulullah ini saling bermusuhan. Ya Allah berilah kekuatan kepada umat-Mu ini dalam menghadapi fitnah dunia, dalam mengharap Keredhaan-Mu dan dalam menggapai Surga-Mu. Amin.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar