Renungan

Menutupi Aib Sesama Muslim

Ceramah Habib Saleh Al Habsyi Jum’at kemarin (24-2-2012) menyatakan bahwa manusia itu sebetulnya penuh dgn aib. Seandainya kita tahu aib masing2, tentu kita tak akan mau menguburkan sesama Muslim. 
Namun Allah memelihara sebagian besar aib kita sehingga tidak tampak. Allah juga memerintahkan kita untuk menutupi aib sesama Muslim dgn larangan Ghibah pada surat Al Hujuraat. Demikian pula RasulNya.
Oleh karena itu jika satu aib disebar-luaskan dan dijadikan hiburan, itu sangat memprihatinkan.
Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda, “Barang siapa melepaskan seorang mukmin dari kesusahan hidup di dunia, niscaya Alloh akan melepaskan darinya kesusahan di hari kiamat, barang siapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit niscaya Alloh akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutup aib seorang muslim, maka Alloh akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Alloh akan menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya. Barang siapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Alloh akan memudahkan jalan baginya menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Alloh untuk membaca Kitabulloh dan mempelajarinya bersama-sama, melainkan akan turun kepada mereka ketenteraman, rahmat Alloh akan menyelimuti mereka, dan Alloh memuji mereka di hadapan (para malaikat) yang berada di sisi-Nya. Barang siapa amalnya lambat, maka tidak akan disempurnakan oleh kemuliaan nasabnya.” (Hadits dengan redaksi seperti ini diriwayatkan oleh Muslim)
Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain. (HR. Ad-Dailami)
Ada pun Ustad Dayat pada ceramah Minggu menyatakan seharusnya kita menjaga aurat para pemimpin dan ulama kita selama masalahnya masih Furu’iyah. Jangan sampai aib ulama dibongkar sehingga ummat tidak mau lagi mendengar ceramahnya. Ini merusak Dakwah Islam.
Sesungguhnya pemuka agama lain juga punya aib, namun mereka pandai menjaga aurat mereka sehingga tetap berwibawa.
Jika memberi nasehat, sebaiknya berikan secara langsung. Jangan di depan umum. Sebab jika di depan umum, itu namanya menghina. Menjatuhkan orang.
Dari Abu Ruqayyah Tamim ad-Dari, bahwa Nabi telah bersabda, “Agama (Islam) itu adalah nasehat.” (beliau mengulanginya tiga kali), Kami bertanya, “Untuk siapa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, imam-imam kaum muslimin, dan kaum muslimin umumnya.” [HR Bukhari-Muslim]
Lihat bagaimana Allah menutupi kesalahan orang-orang yang beriman. Sebab sebaik-baiknya orang, dia bukan Nabi yang maksum. Tetap punya kesalahan entah karena tak disengaja atau pun kejahilannya:
“Supaya Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah” [Al Fath 5]
Hendaknya kita mudah memaafkan kesalahan seseorang:
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. ” [Ali 'Imran 134]
Lihat bagaimana Allah yang Maha Pengampun mengampuni kesalahan-kesalahan hambaNya:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.” [Ali 'Imran 193]
 ”Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ” [An Nahl 119].
(Sumber: media-islam.or.id)


oleh Hasan al-Banna
Pada awal suatu tahuh saya pernah berkata kepada seseorang, "Berilah aku cahaya yang dapat aku jadikan pelita dalam menelusuri alam kehidupan yang ghaib dan majhul ini. Karena saya dalam kebingungan". Lalu orang itu menjawab, "Letakkanlah tanganmu di tangan Allah, niscaya Dia akan menunjukkan ke jalan yang lurus".
Dan di sebuah persimpangan jalan berhentilah seorang musafir kelana yang berjalan mengarungi padang kehidupan. Ia menoleh ke belakang melihat jauhnya perjalanan yang harus ditempuhnya lagi.
Wahai orang yang sedang kebingungan di padang kehidupan, sampai kapankah engkau hidup dalam petualangan dan kesesatan. Padahal di tanganmu ada pelita yang bersinar cemerlang.
"Telah datang kepadamu Cahaya dan Kitab yang terang dari Allah. Allah membimbing dengannya. Siapa yagn mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan membawa mereka dengan izin-Nya keluar dari kegelapan menuju cahaya. Menunjuki mereka jalan yang lempang". (QS : Al-Maidah : 15-16)
Wahai orang-orang yang kebingungan, yang telah letih dan kehilangan haluan, hingga tersesat jalan dan menyimpang dari jalan yang lempang, sambutlah oleh panggilan Allah Azza Wa Jalla.
"Wahai hamba-hamba-Ku ya g melanggar batas hingga merugikan diri sendiri, janganlah berputus asa rahmat Allah. Sungguh, Allah mengampuni segala dosa, karena Ia Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan kembalilah kepada Tuhanmu, berserahlah kepada-Nya, sebelum datang kepadamu siksaan. Sebab sesudah itu tiada beroleh pertolongan." (QS : Az-Zumar : 53-54)
Dan nantikanlah sesudah itu ketenteraman jiwa, balasan yang baik dan ketenangan hati.
"Dan orang-orang yang setelah melakukan perbuatan keji atau menganiaya dirinya sendiri, ingat akan Allah dan memohon ampun atas segala dosa-dosanya. Dan siapakah yagn memberi ampun atas segala dosa kecuali Allah? Dan tiada meneruskan perbuatannya karena mereka sadar. Bagi mereka balasannya ialah ampunan dari Tuhannya.Dan surga-surga yang didalamnya mengalir sungai-sungai. Mereka tinggal di dalamnya selama-lamanya . Alangkah nikmat pahala orang yang beramal". (QS : Ali Imron : 135-136)
Wahai saudara yang sedang penat dan letih, yang tersungkur di bawah tindihan beban noda dan dosa, kepadamu kusampaikan bisikan kata bahwa pintu ampunan Tuhanmu luas terbuka. Dan ratap tangis orang yang bersalah lebih disukai daripada doa orang yang patuh.
Duduklah engkau di malam suny, berbisik kepada Ilahi, menghadap dengan sepenuh hati. Teteskanlah air mata penyesalan dan kesedihan, ucapkanlah kalimat istighfar dan kata taubat. Semoga Allah mengapuskan semua noda dan dosamu dan mengangkat tinggi derajatmu. Dan semoga pula engkau menjadi orang yang didekatkan kepada-Nya.
Rasulullah bersabda :
"Semua anak Adam pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah yang bertaubat". (HR :Tirmidzi, Ibnu Majah, Hakim dan Darimi)
Firman Allah Ta'ala :
"Sungguh, Allah cinta orang yang taubat.Dan cinta orang yang bersuci diri". (QS : al-Baqarah : 222).
Alangkah dekatnya Tuhanmu kepada dirimu, sedangkan engkau tak mau mendekati-Nya. Alangkah cintanya Dia kepadamu, sedangkan engkau tak mau mencintai-Nya. Alangkah besarnya kasih sayang-Nya kepadamu, sedangkan engkau melupakan kasih-sayang-Nya. Sesungguhnya Ia telah berkata dalam hadist :
"Aku menuruti keyakinan hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku selalu menyertainya bila ia mengingat-Ku. Maka jika ia mengingat Daku dalam dirinya, Aku pun mengingatnya didalam diri-Ku, dan jika dia mengingat-Ku ketika dia sedang berada di tengah-tengah khalayak ramai, niscaya Kuingat dida di dalam kumpulan orang yang lebih baik daripada mereka itu. Bila ia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta, dan bila ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka aku mendekat sedepa, dan jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari". (HR : Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Dan dalam hadist qudsi yang lain :
"Wahai anak Adam! Berdirilah engkau untuk mendekati Aku niscaya Aku akan berjalan mendekatimu, dan berjalanlah untuk mendekati-Ku niscaya Aku akan berlarimendekatimu". (HR : Ahmad).
Rasulullah Shallahu alaihi wassalam bersabda :
"Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla membuka tangan-Nya pada waktu malam, supaya bertaubat orang yang melakukan kesalahan pada siang hari, dan Ia membuka tangan-Nya pada waktu siang supaya bertaubat orang yang melakukan kesalahan pada malam hari. Begitulah hingga matahari terbit dari barat." (HR : Muslim).
Yang demikian itu menunjukkan betapa besarnya kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang melebihi kasih ibu kepada anak tunggal yang disayanginya.
Firman-Nya :
"Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia". (QS : al-Hajj : 63)
Barangsiapa yagn mengerti hakikat waktu, maka ia telah mengetahui nilai kehidupan, sebab waktu adalah kehidupan.
Ketika roda zaman berputar, melintasi tahun-tahun kehidupan untuk menyongsong tahun yang baru lagi, kita berhenti di persimpangan jalan. Dan alangkah perlunya pada kesempatan yang hanya sebentar ini. Kita melakukan koreksi diri terhadap masa-masa lalu dan menilikkan pandangan ke depan sebelum datangnya hari hisab (perhitungan). Karena hari perhitungan itu pasti datang.
Saat masa berlalu, kita hanya bisa sesali dosa-dosa. Maka, kita perlu mengatur langkah sebaik-baiknya agar tak tergelincir lagi. Kita luruskan yang bengkok, dan kita kejar yang terluput. Senyampang masih ada kesempatan, senyampang masih ada umur.
Dan untuk menghadapi masa yang akan datang, kita buat persiapan berupa hati yang bersih, niat yang suci, dan kemauan yang kuat untuk melakukan kebijakan. Al-Qadhi Abu Nashr Muhammad bin Wad'an meriwayatkan dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata : "Aku mendengar Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda dalam satu khutbahnya :
"Wahai manusia! Sesungguhnya kamu mempunyai rambu petunjuk jalan, karena itu ikutilah petunjuk (rambu-rambu), dan kamu mempunyai batas, karena itu berhentilah pada batas akhirmu. Sesungguhnya orang mukmin itu berada diantara dua ketakutan, antara waktu yang telah lampau di mana ia tidak tahu apa yang diperbuat Allah terhadap dirinya dalam waktu yang lampau itu, dan antara waktu yang masih tersisa di mana ia tidak tahu apa yang ditetapkan Allah dalam sisa waktu (usianya) itu. Karena itu, hendaklah seseorang hamba memanfaatkan dirinya dengan sebaik-baiknya demi keselamatan dirinya sendiri nanti, menggunakan kehidupan dunianya sebaik mungkin demi untuk kepentingan akhiratnya, menggunakan masa mudanya sebelum datang masa tuanya, dan memanfaatkan masa hidupnya sebelum ajalnya tiba. Demi Dzat Allah, yang jiwa Muhammad bearda di tangan-Nya, sesudah kematian tak ada kepayahan, sesudah kehidupan dunia tak ada kehidupan, melainkan surga atau nereka".
Maka :
"Tiada suatu hari pun yang fajarnya menyingsing melainkan Ia berseru : "Wahai anak Adam! Aku adalah makhluk yang baru, dan Aku menyaksikan segala amal perbuatanmu, maka ambillah bekal dari pada-Ku, karena sesungguhnya Aku tidak akan kembali lagi hingga datangnya hari kiamat nanti". (HR : Abu Nu'aim).
Wahai saudara-saudaraku yang telah letih, yang tersungkur di bawah tindihan noda dan dosa-dosa, janganlah anda berputus asa dan jangan pula putus harapan. Inilah saat pengampunan yang datang bersamaan dengan datangnya tahun baru hijriyah. Tinggalkanlah segaka kemaksiatan dan dosa, menuju kehidupan baru yang lebih bersih.
Inilah hembusan angin penerimaan taubat yang dengan lemah lembut menerpa wajah tahun baru, yang indah. Inilah cahaya hidayah yang memancar bersamaan dengan terbitnya bulan sabit yang cerah. Wallahu'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar