Selasa, 28 Mei 2013

Jangan Biarkan KPK Menghabisi Parpol Islam


KH. Muhammad Al Khaththath
Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI)
@malkhaththath
 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Islam terbesar di Indonesia saat ini sedang mengalami cobaan paling berat justru ketika memasuki usianya ke 15 tahun. Betapa tidak, pasca ditetapkannya mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq sebagai tersangka oleh KPK, berbagai deraan terus menghantuinya. Semua itu biang keroknya adalah Ahmad Fathanah, sohib Luthfi ketika sama-sama menuntut ilmu di Madinah.

Tidak menutup kemungkinan masuknya Fathanah ke lingkaran dalam elite PKS adalah hasil dari operasi intelijen yang dirancang sangat rapi, terencana, strategis dan sistematis. Tujuannya adalah untuk mengobok-obok partai dakwah itu sehingga menjauhkan umat Islam darinya pada Pemilu 2014. Namun seandainya para pemimpin PKS sejak awal sudah menyadarinya dan melakukan ‘taubatan nasuha’ sehingga menjauhkannya dari hubbud dunya, maka ‘operasi intelijen’ itu pasti akan mengalami kegagalan total, sebagimana yang sering dialami partai AKP di Turki dan Ikhwanul Muslimin di Mesir.  Terbukti akhirnya kedua Partai Islam itu sekarang memimpin pemerintahan di Ankara dan Kairo. Padahal sejak semula PKS selalu mempersonifikasikan dirinya sebagai ‘reinkarnasi’ dari AKP dan Ikhwanul Muslimin di Indonesia.

Apakah para petinggi PKS sekarang mampu menghadang badai dahsyat yang sedang menerjang partainya, atau sebaliknya malah diporakporandakan badai “tornado” yang sedang menggulungnya, sehingga PKS hanya akan menjadi secuil cacatan sejarah dalam kamus perpolitikan di Indonesia ?

Berikut ini wawancara Tabloid Suara Islam dengan Sekjen Forum Umat Islam (FUI) KH Muhammad Al Khaththath seputar krisis yang menerjang PKS dan bagaimana solusi terbaiknya demi perjuangan politik umat Islam di Indonesia. 
        
Mengapa terjadi double standard  oleh KPK ketika menangani kasus korupsi Partai Demokrat dan PKS, dimana terjadi perbedaan perlakuan antara Anas dan Andi dengan Luthfi Hasan Ishaq ?  
 

Ya, terasa sekali perbedaan itu. LHI langsung ditangkap dan dijebloskan ke tahanan, sedangkan Anas dan Andi sampai hari ini tidak pernah ditahan. Lebih-lebih pengungkapan KPK terhadap kasus LHI ini melibatkan para wanita yang diberi uang oleh Ahmad Fathanah, padahal bukan diberi oleh LHI dari hasil korupsi. Dan kasus LHI ini menurut Prof Romli masih belum jelas, karena dia bukan pejabat yang berwenang atas kuota impor, dan peningkatan kuota impor akibat suap tidak terjadi karena Mentan Suswono menolak permintaan tambahan kuota itu.Belum jelas masalahnya, tapi pembunuhan karakter LHI dengan menghubung-hubungkan dengan sejumlah wanita cantik sungguh kelihatan sekali permainannya.  
 
Apakah karena Partai Demokrat sebagai partai penguasa sedangkan PKS sebagai Partai Islam?

Itu sangat mungkin, sebab waktu SBY menggusur Anas pun juga menyebut indikasi karena dia HMI. Dan waktu mengangkat Roy Surya sebagai Menpora karena bukan HMI. Jadi ada semacam Islamophobia dalam hal ini. Indikasi adanya Islamophobia  juga bisa kita lihat dengan tuduhan bahwa PKS punya hidden agenda untuk menegakkan syariah. Bahkan sewaktu HNW terpilih sebagai ketua MPR, ada yang interupsi yang menanyakan apakah dia akan menerapkan syariah. Tentu pertanyaan itu wujud kebencian, dan apa yang mereka sembunyikan lebih besar lagi. 

Mengapa pimpinan KPK kebal dari tuntutan hukum dengan dalih sedang menjalankan tugas negara ?

Sebenarnya di negeri ini tidak ada yang kebal hukum. Namun kadang penegak hukum masih melihat kekuasaan dan opini berpihak kemana. Menghukum bahkan cuma mengkritik KPK hari ini akan dianggap negatif. Padahal KPK bukan malaikat. KPK bahkan berasal dari lembaga-lembaga yang selama ini korup. Ingat kasus Bibit Chandra yang ditangkap polisi karena diduga menerima suap 5 milyar tahun 2010. Berkat berita pers yang memihak Bibit dan Chandra, simpati masyarakat pun tertuju kepada keduanya. Mereka seolah-olah sengaja dizalimi polisi karena persaingan KPK dengan polisi. Presiden SBY pun turun tangan dengan membentuk Tim 8 yang dipimpin pengacara senior dan tokoh LSM Adnan Buyung Nasution. Akhirnya, Kejaksaan Agung mendeponir perkara itu dan kedua tokoh KPK itu melenggang keluar dari rumah tahanan polisi di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Mestinya kasus Bibit dan Chandra dibiarkan diselesaikan di pengadilan. Dengan demikian akan diketahui kebenaran tuduhan suap Rp 5 milyar itu. Kalau tuduhan itu hanya rekayasa polisi toh akan terbongkar dengan jelas di pengadilan. Masyarakat tak boleh dicekoki dengan mitos dan khayalan bahwa semua aparat KPK sudah pasti jujur.
Jadi dalam kasus sprindik Anas mestinya Abraham Samad mau menyerahkan BB-nya (blackberry, red) untuk diperiksa. Kenapa menolak kalau di dalamnya memang tidak ada masalah. Sementara KPK menyadap pembicaraan LHI dan Fathanah dan LHI jadi tersangka karena itu.      

Mengapa pimpinan KPK terlihat mandul ketika mengusut kasus korupsi BLBI dan Bank Century, apakah karena melibatkan SBY dan Boediono?

Ya KPK sudah mirip LSM yang jadi melempem kalau sudah berurusan dengan pihak-pihak yang terkait founding internasional. 

Apakah ada agenda tersembunyi dari pimpinan KPK untuk menghancurkan suara Partai Islam pada Pemilu 2014 nanti dengan sasaran tembak awal PKS ?

Kita belum bisa memastikan. Tapi parpol Islam memang harus siap diserang dengan isu apapun. Nabi Muhammad saw waktu berdakwah di Mekkah dulu sering diserang dengan berbagai isu sebagai dukun, penyihir, penyair, hingga orang gila.  

Sebagai salah seorang Caleg PBB, apakah Ustad merasa Partai Islam dan berbasis massa Islam seperti PBB, PPP, PAN dan PKB akan menjadi sasaran tembak berikutnya dari KPK ?

Pihak yang anti Islam itu akan ada kapan saja dan dimana saja, sebab ada orang fasik, kafir, dan juga setan masih ada sampai hari kiamat. Jadi bisa saja mereka membisikkan kepada KPK dan  membuat laporan palsu kepada KPK. Oleh karena itu, kita berharap Bang Abdullah Hehamahua bisa mengendalikan orang-orang KPK agar jangan sampai kebablasan. Kasus arogansi mereka yang petentang petenteng mau menyita mobil milik LHI di Kantor DPP PKS tanpa membawa surat tugas memberikan image buruk pada KPK. Bahwa KPK merasa diri mereka sebagai The KPK can do no wrong!

Apakah kasus hukum yang menimpa mantan Presiden PKS LHI ini merupakah hasil dari operasi intelijen untuk menghancurkan Partai Islam ?

Itu sangat mungkin sekali. Sebab konstelasinya memang begitu. Sebagai contoh Misbakhun yang pernah menjadi anggota DPR dari FPKS, begitu vokal untuk mengusut kasus Century langsung dikasuskan dengan LC fiktif dan harus masuk penjarakan. Siapa yang vokal dan diperkirakan membahayakan mereka, maka akan dibuat berbagai upaya untuk menterornya, baik dengan perkara hukum maupun terkait dengan masalah seks. Ada kawan yang menjadi anggota DPRD DKI Jakarta saja, karena dia seorang ustadz yang vokal, sewaktu kunjungan ke Jepang, disediakan perempuan di kamar hotelnya. Untung dia langsung pulang menghindari jebakan berikutnya. Yang seperti ini sudah pernah ditulis dalam buku Parlemen under cover. 

Mengapa partai-partai sekuler dan nasionalis jarang dijerat KPK, padahal mereka juga menjadi sarang para koruptor kelas hiu ?

Itu sesuai keperluan, negosiasi, dll.  

Sebagai lembaga superbody, apakah seharusnya kekuasaan KPK dibatasi bahkan dibubarkan saja ?

Seharusnya KPK diisi oleh para ulama bertqwa, tegas, dan yang tahan uji sehingga mereka betul-betul bekerja membersihkan korupsi dengan bimbingan Allah SWT. Khalifah Umar bin Abdul Aziz mampu mengatasi kondisi pejabat negara yang korup hanya dalam tempo dua tahun dan karenanya ekonomi negara menjadi sangat makmur dan berkah. Tapi masalahnya yang memilih komisioner KPK khan DPR. Kenapa mereka tidak memilih Abdullah Hehamahuwa yang sangat faham dan berpengalaman di KPK sebagai ketua KPK? Anda sudah pasti tahu jawabannya.    

Jika KPK sebagai lembaga ad-hoc dibubarkan, apakah perlu ada lembaga penggantinya yang bersih dari intervensi kekuasaan ?

Memang kalau untuk mengatasi korupsi yang sudah sitemik ini harus dengan cara yang extra ordinary. Cara KPK sulit sekali. Faktanya sekian lama kiprah KPK korupsi malah merajalela.  

Kalau di zaman Orla dengan tuduhan kontra revolusi, Orba subversif dan sekarang korupsi, memang menjadi senjata ampuh untuk membungkam lawan-lawan politik rezim SBY ?

Ya itu sangat mungkin. Kasus kriminalisasi Prof. Dr. Rokhmin Dahuri bisa menggambarkan hal itu. Bahkan kasus sprindik Anas sangat terang benderang bahwa penetapan Anas sebagai tersangka oleh KPK sangat manjur untuk melengserkan Anas Urbaningrum sebagai Ketum PD untuk digantikan oleh SBY sendiri. Ini permainan yang sangat kasar.

Sejak Pemilu 1955, suara Partai Islam terus merosot. Mengapa itu bisa terjadi ? 

Ya memang itu terkait dengan kualitas kepemimpinan dan ideologi yang dibawa parpol Islam. Di zaman Masyumi memang luar biasa kehidupan ideologi umat. Ini bisa anda baca pada teks-teks pidato tokoh Masyumi di konstituante. Umat Islam masih semarak di zaman orba bela PPP sebagai satu-satunya parpol Islam. Para ulama bersatu bela partai berlambang Ka’bah. Tapi kemudian kaum sekular di Golkar merusak sejumlah Kyai dengan bujukan materi agar mau masuk Golkar. Di masa reformasi yang harusnya Golkar bubar dan PPP berkibar, malah nyungsep karena suara PPP terbagi dengan PKB, PAN, PKS, PBB, PNUI. Jadi kalau PPP, PKS yang kini tengah disembelih, dan PBB yang tidak dikehendaki KPU keikut sertaannya dalam pemilu 2014, mereka semua kalau gak melakukan manuver yang membuat umat Islam melek dan percaya kepada kelayakan mereka sebagai representasi umat Islam, mungkin ketiganya malah terdepak semua dari Senayan karena angka PT sekarang 3,5% lebih tinggi dari tahun 2009.  Saya lebih percaya dengan politisi PBB Hamdan Zoelva yang kini berkhidmat di MK, PBB harus menjadi partai yang kanan sekalian, jangan ikut-ikutan ketengah mengikuti kata-kata dukun politik yang bermantra survey.  

Adanya berbagai lembaga survei yang memprediksi suara Partai Islam akan turun pada Pemilu 2014, apakah itu bisa dipercaya ?

Saya kurang percaya hasil survey tersebut karena survey khan bisa dipesan. Saya melihat antusias orang kepada salah satu capres syariah kita Habib Rizieq Syihab dimana-mana luar biasa. Setiap hari saya mendapatkan dukungan  dan pendaftara orang mendaftar jadi relawan capres syariah yang akan berjuang untuk menjadikan capres syariah sebagai presiden NKRI Bersyariah. Ini tinggal dimanfaatkan oleh para piompinan parpol Islam untuk mendukung konsep NKRI bersyariah dan mau mengusung Capres yariah sebagai capres mereka. Menurut kawan saya seorang wartawan senior, jika PBB yang tahun 2009 lalu tidak lolos PT sehingga keluar dari Senayan, misalnya dalam pemilu 2014 mengusung Habib Rizieq sebagai Capres Syariah, bakal masuk melenggang ke Senayan dengan peroleh Suara bisa mencapai 20%. Sebab pemilu di Indonesia adalah pemilu tokoh,  dan Habib Rizieq adalah tokoh yang fenomenal, walau dimusuhi media, tapi beliau dan FPInya tetap eksis dan dukungan masyarakat bawah di desa-desa id seluruh Indonesia. Anda boleh cek  kalau habib ceramah, jamaah yang hadir  pasti mencapai ribuan bahkan puluhan ribu. 

Sebagai salah seorang Caleg potensial PBB, apakah Ustad haqqul yaqin masa depan partai Islam di Indonesia akan semakin cerah, apa indikasinya ?

InsyaAllah bila para aktivis parpol Islam faham bahwa keberadaan mereka sebagai parpol Islam adalah untuk menerapkan firman Allah SWT dalam Al quran Surat Ali Imran 104, yakni mengajak umat untuk hidup sesuai syariah Islam secara kaffah, melakukan amar makruf dan nahi mungkar. Parpol Islam harus menjadi pihak yang mengontrol masyarakat maupun pemerintah agar senantiasa melaksanakan kebaikan dan menjauhi kemunkaran. Jangan sampai pemerintah melakukan tindakan kemungkaran atau melakukan kezaliman, yakni korupsi dan merampas hak-hak masyarakat seperti menyerahkan sumber air kepada perusahaan asing. Parpol Islam harus mengontrol agar anggaran ratusan triliun dalam bidang pendidikan maupun kesehatan agar betul-betul dinikmati masyarakat. Dengan banyak melakukan aktivitas amar makruf nahi mungkar, insyaallah umat akan respek kepada parpol Islam karena memperjuangkan aspirasi dan hak-hak umat Islam. Sedangkan umat indikasinya makin cinta Islam dan syariah bisa kita lihat pada semangat mereka pergi haji dan umrah yang luar biasa. Juga pengajian dan penggunaan busana muslimah. Survey pun membuktikan bahwa 70 persen umat ingin diterapkan syariah itu sudah cukup bagi partai Islam. Yang penting parpol Islamnya sendiri mau kerja untuk Islam dan kaum muslimin apa tidak? 

Apa syaratnya agar umat Islam yang mayoritas ini semakin mencintai dan memilih Partai Islam pada Pemilu nanti ?

Umat Islam harus merasakan keberadaan Parpol Islam itu sehari-hari. Jadi para aktivis parpol Islam harus hadir harian di tengah-tengah umat. Ya setiap hari, bukan hanya pada waktu kampanye, apalagi cuma di baliho-baliho kayak iklan rokok, itu tidak akan dirasakan keberadaan parpol Islam secara nyata bagi umat. Nggak ngefek dan hanya buang-buang duit. Yang penting dalam kehadiran para aktivis parpol Islam di masyarakat itu membimbing umat agar hidup sesuai petunjuk Al quran dan As Sunnah, sholat berjamaah bersama mereka, mendengar keluhan dan aspirasi mereka, dan menyelesaikan problem-problem tersebut sesuai dengan petunjuk syariah. Jadi tidak harus aktivis parpol itu hadir dengan mambawa sembako atau membangun masjid.  Tapi mereka bisa membcakan Al Quran dengan bacaan yang tartil dan indah (mujawwadah), dan bertadarus bersama mereka sehingga umat merasakan indahnya mukjizat Al Quran dan mendapatkan petunjuk darinya. Aktivis parpol juga mesucikan jiwa mereka dengan membesihkan jiwa mereka dari noda syirik dan perilaku jahiliyah. Kalau pun ada problem materiil, aktivis parpol Islam bisa mengusahakan agar diselesaikan problemnya oleh pihak pemerintah atau kalangan aghniya.  

Jika suatu waktu nanti Partai Islam memenangkan Pemilu dan berkuasa, apakah Indonesia akan menjadi negara Islam melalui konsep NKRI Bersyariah ? 

Konsep NKRI Bersyariah adalah menjadikan NKRI menerapkan hukum-hukum syariah yang merupakan hukum Allah Yang Maha Kuasa, tuhan Yang Maha Esa, sebagai hukum dan perundangan secara formal  konstitusional. Caranya adalah dengan mendekritkan berlakunya syariah dalam seluruh sistem perundangan kita. Dekrit dikeluarkan oleh Presiden NKRI yang sah. Untuk itulah kita membentuk gerakan NKRI Bersyariah untuk mengusung tokoh Islam  seperti Habib Rizieq atau yang lain sebagai capres syariah agar didukung mayoritas umat Islam sebagai presiden NKRI Bersyariah. Semoga Allah memberikan nikmat kepada bangsa Indonesia dengan tampilnya Presiden NKRI yang mendekritkan syariah sehingga dengan NKRI Bersyariah negara kita ini benar-benar bisa melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, sebab hanya dengan diterapkan oleh negara sebagai UU dan kebijakan pemerintah syariah Islam betul-betul merupakan rahmatan lil alamin secara nyata. Sekaligus ini merupakan dakwah bil haal bagi orang-orang non muslim di dalam maupun di luar negeri.

(Abdul Halim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar