Senin, 19 November 2012

Kisah sepasang sandal

Subuh itu seperti biasa saya pergi ke masjid untuk shalat secara berjamaah. Hari itu adalah Jum'at, sebagaimana biasa di hari subuh Jum'at itu imam membaca surat sajadah. Kebetulan pagi itu saya yang menjadi imam.

Selesai shalat saya langsung beranjak pulang, tapi alangkah kagetnya ketika melihat sandal kesayangan saya sudah raib tidak ada di tempatnya lagi, apalagi sandal tersebut masih bagus. Padahal saya tahu persis dan ingat betul dimana sandal tersebut saya letakkan. Untuk memastikan saya lihat sekeliling ternyata tidak ada juga, bahkan tidak ada satu pun sandal yang tersisa, karena semua orang sudah pulang. Ah.. biar sajalah pikir saya, mungkin ada anak-anak yang iseng. Maka saya dengan santai seolah tanpa terjadi apa-apa terus berjalan pulang dengan kaki telanjang.

Esoknya saya memakai sandal usang yang masih layak pakai. Di hari yang kedua ketika akan pulang dari masjid tiba-tiba saya melihat sandal yang sama persis dengan sandal yang hilang tempo hari. Setelah saya periksa ternyata bukan, karena sandal saya punya tanda yang hanya saya sendiri yang tahu. Pada hari yang ketiga saya melihat sandal yang sama. Mudah-mudahan sandal yang hilang itu, pikir saya. Dan ternyata benar sama benar dengan sandal saya yang hilang, akhirnya sandal saya yang hilang ketemu lagi. Ini adalah kejadian yang kedua saya alami, sedangkan yang pertama tak pernah ketemu lagi. Alhamdulillah..., mungkin saja sandal ini masih sayang sama tuannya.

Maka sejak saat itu saya tidak lagi memakai sandal itu  ke masjid, karena tidak ingin memberi kesempatan bagi orang lain berbuat yang tidak baik. Dan semoga saja ceramah ustadz tidak diplesetkan; ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk. Tapi yang saya alami toh tidak ada sandal buruk yang ditinggalkan setelah yang bagus diambil, apakah dia jalan dengan kaki ayam? Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar