Selasa, 13 Maret 2012

YAYASAN MTI KAPAU



ﻣﺪﺭﺳﺔﺍﻟﺘﺮ ﺑﻴﺔﺍﻻﺳﻼﻣﻴﺔ
Y A Y A S A N   P O N D O K  P E S A N T R E N
MADRASAH TARBIYAH ISLAMIYAH KAPAU
KAPAU KEC.TILATANG KAMANG KAB.AGAM SUMATERA BARAT  26152 Telp. (0752) 34071
Kode Pos: 26152  TELP.(0752) 34071  Rekening:  BRI Cab Bkt : 0015-01-000738-53-9,
MANDIRI Cab.Bkt : 1110005005513 a.n ZULFADLI

ﺑﺴﻢاﷲ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ

SAMBUTAN KETUA DEWAN PEMBINA

Assalamua’laikum w.w.
PENDAHULUAN 

            Sejak lama kita mengharapkan perhatian yang besar dan kompak dari tokoh-tokoh masyarakat Kapau terhadap pembangunan dan pembinaan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Kapau. Apalagi perguruan berlandaskan Islam tersebut usianya sudah lebih 80 tahun karena didirikan pertamakalinya tahun 1929, namun hidupnya masih sulit. Tetapi dengan berbagai saran dan tanggapan yang muncul dalam rapat yang diselenggarakan oleh Tim Formatur Pembentukan Pengurus MTI Kapau periode 2009 – 2014,  hari Minggu tanggal 17 Mei 2009 yll, maka suasana suram seperti digambarkan di atas menjadi sirna dan berganti dengan optimisme serta penuh harapan.
            Langkah kedepan akan banyak ditentukan oleh pengurus baru MTI Kapau yang baru saja dikukuhkan hari Sabtu tanggal 30 Mei 2009 serta dukungan warga Kapau, baik yang berada di kampuang halaman maupun diperantauan. Kelihatannya suasana baru telah muncul di nagari Kapau, dengan hadirnya para cendikiawan muda dari berbagai professi. Merekalah yang berpandangan jauh kedepan dan memahami situasi nagari Kapau sekarang serta  harapan dan tantangan kedepan.
Khusus terhadap masalah MTI akan kita coba merumuskan dalam uraian berikut ini.

FUNGSI MTI KAPAU
            Madrasah Tarbiyah Islamiyah Kapau didirikan oleh  Khatib Kari Bagindo(alm) beserta tokoh masyarakat lainnya, sebagai sebuah lembaga pendidikan setingkat Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah sekarang . Sejalan dengan perkembangan negara kita, pada tahun-tahun lima puluhan lembaga pendidikan ini maju pesat. Tetapi tahun enampuluhan mundur karena situasi pergolakan daerah. Tahun delapan puluhan maju lagi, bahkan siswa-siswanya berdatangan dari berbagai kabupaten di Sumatera Barat. Sejumlah alumni era tahun delapan puluhan tersebut, dewasa ini berhasil  menduduki berbagai kedudukan penting  di Pengadilan Agama,  Pereguruan Tinggi Agama Islam Negeri dan Instansi-Instansi Pemerintah lainnya.
.           Tetapi sejak era reformasi sampai sekarang, MTI kembali mengalami kemunduran, di mana jumlah siswanya tahun 2008/2009 sekitar 73 orang dari 6 tingkatan kelas. Dari jumlah siswa tersebut, jumlah anak-anak warga Kapau memang sedikit sekali. Siswa-siswa lainnya berasal dari Kabupaten Pesisir Selatan, nagari Malalak, Kabupaten Agam dan beberapa nagari lainnya di Sumatera Barat.
            Sedikitnya siswa-siswa yang berasal dari nagari Kapau sendiri, memang suatu ironi, dikaitkan dengan kondisi masyarakat di 12 Jorong. Masyarakat  merasakan sekali kekurangan Ustadz, guru mengaji anak-anak, Imam di mushalla, muballigh dan tokoh-tokoh agama lainnya. Suasana masyarakat yang dulu sangat Islami, dewasa ini  terasa semakin kurang. Banyak orang memikirkan bagaimana meraih kemajuan untuk hidupnya hari ini, sedang hidup nanti  diakhirat tak begitu terbahayngkan dalam sikapnya. Banyak perselisihan dan pertengkaran yang muncul dikalangan keluarga, atau satu famili adalah disebabkan karena kurangnya kesabaran, kurangnya rasa pemaaf, yang semuanya bermuara pada kurangnya keimanan dan ketakwaan pada Allah s.a.w. Hal ini juga pengaruh pada kurangnya minat keluarga Kapau memasukkan anaknya ke MTI.
            Sesuai dengan tujuannya sebagai lembaga pendidkan, maka MTI sejak didirikan,  membuka dua bentuk pendidikan, yaitu :
1.     Sekolah Formal, dalam bentuk Madrasah Tsnawiyah setingkat Sekolah Lanjutan Pertama, dan Madrasah Aliyah setingkat Sekolah Lanjutan Atas.
2.     Pendidikan Non Formal, dalam bentuk wirid pengajian yang diselenggarakan secara berkala, seperti mingguan, bulanan dan sebagainya. Pendidikan dalam bentuk pengajian, selama beberapa tahun belakangan terhenti, karena tidak
      terbina dengan baik.
                  Dalam situasi sekarang, maka kepada kedua bentuk pendidikan itulah perhatian Pengurus lengkap MTI dan masyarakat luas harus dicurahkan secara penuh. Apalagi MTI yang kita warisi sekarang ini adalah suatu aset nagari yang tidak ternilai harganya, dan dibangun oleh pendirinya dengan tekad, pengorbanan, dan perjuangan berdasarkan cita-cita luhur yaitu menegakkan agama Allah ditengah-tengah masyarakat Kapau yang ingin akan kemajuan.
            Usaha kita sekarang ini adalah meneruskan, menyempurnakan, membangun lagi, dengan sikap rela berkorban, ikhlas karena Allah, berjuang bersama-sama dalam era globalisasi di bawah pengaruh besar budaya Barat, yang jauh dari Islami. Pergaulan bebas, kecanduan narkoba dan sejenisnya, suasana politik yang menjurus kearah liberalisme dan lain-lain,  tidak lagi dikota-kota besar, tetapi sudah meluas sampai kekota-kota kecil bahkan ke negari-negari di Sumatera Barat. Bahkan negari Kapau yang ingin kita banggakan sebagai nagari yang terbebas dari berbagai barang atau kegiatan haram tersebut, tidak dapat lagi kita .sembunyikan.
            Apa upaya kita menghadapi masalah tersebut, ataukah kita cukup dengan berpangku tangan, membiarkan saja apa yang akan terjadi ? Tentu tidak, sesuai dengan firman Allah, “setiap ummat Islam diperintahkan untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran”. Sebagai orang yang dipercaya mewarisi MTI, maka menjadi tugas kita membangun lembaga bersejarah ini dan dijadikan sebagai tempat kita berjuang bersama-sama, bahu membahu, saling mengulurkan tangan sesuai kemampuan dan tugas masing-masing, demi maju dan tegaknya MTI di bawah lindungan Allah SWT. 

LANGKAH-LANGKAH KEDEPAN :     
     
      A.  TSANAWIYAH DAN ALIYAH
            Ukuran keberhasilan sebuah lembaga pendidikan adalah sama dengan usaha jasa lainnya, yaitu pada produk yang dihasilkannya berupa alumni atau tamatannya. Kalau alumninya berkualitas tinggi  sehingga prestasinya bernilai tinggi oleh lembaga pemakai, maka lembaga pendidikan yang menghasilkannya juga akan naik nilainya. Tetapi kalau sebaliknya yang terjadi, lembaga pendidikan itu tidak diminati oleh calon-calon siswa barunya, maka hidupnya akan senin-kemis.  Berdasarkan pandangan tersebut, maka kegiatan setiap lembaga pendidikan adalah bagaimana menghasilakn alumni yang berkualitas tinggi. Untuk menghasailkan alumni yang berprestasi ada beberapa faktor yang perlu disiapkan secara baik.
            Bagaimana kondisi lembaga pendidikan formal Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah yang kita asuh di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Kapau ?. Di bidang akademik,  MTI secara penuh mengikuti pola pendidikan madrasah yang diselenggarakan pemerintah, sehingga lulusan MTI Kapau yang lulus ujian negara yang diselenggarakan oleh Pemerintah, maka ijazahnya adalah sama dengan ijazah-ijazah sekolah negeri. Tetapi kondisi proses belajar-mengajarnya, kondisi pisik sekolahnya, kondisi lingkungan, dan lain-lain memang jauh dari cukup jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang dibiayai oleh Pemerintah atau Departemen Agama R.I. Faktor inilah yang menyebabkan MTI kita kurang diminati oleh calon-calon siswa.
            Tetapi dalam kesempatan ini bukanlah maksud kami memaparkan secara rinci kondisi-kondisi seperti disebutkan di atas. Silakan masing-masing kita lebih mendalaminya karena semuanya dihadirkan  secara terbuka. Berapa honor gurunya, walau ijazah para guru itu tidak kalah dari guru-guru negeri. Bagaimana ruang belajar, kursi meja siswa dan guru, pustaka, jumlah buku dan perawatannya, ruang majelis guru, ruang  administrasi, asrama siswa, dan kondisi kebersihan lingkungan. Ya, semuanya serba memprihatinkan dan minta uluran tangan pendukung dan masyarakat luas. Apalagi sarana olah raga dan kesenian yang diajukan sejak dua tahun lalu, tetapi masih jauh dari jangkauan pengurus.
            Langkah kita tidak lain adalah bagaimana mengubah kondisi sekarang, menjadi kondisi yang lebih baik dalam waktu singkat ini, atau menjadi program tahun 2009/2010. Sedangkan program jangka panjang, bisa dipertimbangkan pada tahun berikutnya. Program jangka pendek dimaksud adalah sebagai berikut :
1.       Bagaimana mengubah jalan tanah berumput tebal untuk masuk ke sekolah sekarang, dengan jalan aspal atau jalan dilapisi semen cor.
2.       Menjadikan pustaka sebagai ruangan yang menarik dan penuh dengan buku-buku yang dibutuhkan oleh siswa dalam mengembangkan ilmunya.
3.       Memperbaiki kondisi asrama dari berlantai tikar pandan yang sudah kotor dengan kasur busa dan seperei yang bersih.
4.       Ruang-ruang belajar menjadi bersih, rapi dan tidak ada lagi kayu yang bergantungan sebagai tanda bahwa masih dalam perbaikan. Tersedianya meja dan kursi siswa serta meja dan kursis guru yang cukup.  
5.       WC siswa, dan guru yang rapi dan bersih serta tersedia air yang cukup.
6.       Kesejahteraan guru perlu ditingkatkan dengan menaikan honor guru, walaupun para guru tidak menuntut, tetapi perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan disiplin guru dan proses belajar-mengajar.
7.       Meneyediakan satu set drumband yaitu alat musik, yang tidak saja berfungsi sebagai sarana kesenian, tetapi sebagai upaya peningkatan promosi sekolah.
8.       Satu Labor Komputer dengan 10 buah PC dan satu Printer, untuk pelajaran tambahan siswa dalam penggunaan teknologi informatika.
9.       Menyediakan sejumlah beasiswa bagi yang tidak mampu, untuk mendorong minat calon-calon siswa berprestasi.
                   Penghitungan biaya dari beberapa proyek di atas, perlu dilakukan dengan membuat perencanaan teknis sesuai standar perencanaan. Setelah didapatkan angka kebutuhan dalam bentuk barang dan dalam bentuk rupiah, maka dilakukan upaya mengumpulkan dana dari penyumbang tetap dan dari  masyarakat luas. 

B.   PENDIDIKAN MELALUI  WIRID-WIRID PENGAJIAN  
1.      Wirid di Kampus MTI
            Salah satu sukses gemilang yang dicapai oleh Tarbiyah Islamiyah Kapau pada awal-awal berdirinya MTI adalah penyelenggaraan wirid-wirid pengajian mingguan atau bulanan. Warga Kapau berduyun-duyun datang ke Gedung MTI dekat pasar sekarang untuk mengikuti wirid pengajian. Guru-guru atau muballigh untuk pengajian tersebut sering didatangkan dari Bukittingi, bahkan dari Padang untuk mendapatkan muballigh yang populer atau disenangi masyarakat. Wirid pengajian ini sangat besar pengaruhnya bagi pembinaan keimanan dan ketakwaan masyarakat kepada Allah s.a.w dan bagi MTI sendiri. Melalui wirid-wirid tersebut, masyarakat mengenal MTI secara lebih dekat, sehingga banyak peserta wirid yang berminat memasukkan anaknya ke MTI.
           Tetapi sejak mundurnya wirid-wirid tersebut, baik mingguan ataupun bulanan, maka MTI juga semkin kurang dikenal. Mungkin ini juga salah satu faktor yang menyebabkan orang tua kurang berminat memasukkan anaknya ke MTI.
2.     Wirid di mushalla atau masjid
           Sejalan dengan wirid-wirid di gedung MTI, dilaksanakan pula wirid         pengajian di mushalla (surau) dan masjid-masjid di nagari Kapau. Biasanya juga dilaksanakan secara berkala, yaitu sekali atau dua kali seminggu. Tetapi             sekarang ini kegiatan tersebut tidak terlaksana lagi, karena mushalla sudah        kekurangan jemaah dan wiridpun sudah tidak lagi. Memang masih ada di satu       dua mushalla diantara 12 Jorong di nagari Kapau, tetapi pelaksanannya angin-       anginan. Hanya di masjid yang masih ada, seperti Masjid Jamik Pandam Basasak, yaitu 3 kali seminggu.
           Berkaitan dengan kondisi di atas, maka salah satu program pokok MTI tahun 2009/2010 sekarang ini adalah menghidupkan wirid pengajian di Kampus MTI dan wirid di seluruh masjid dan mushalla se nagari Kapau. Rasanya tak perlu menunggu jemaahnya banyak, 4 – 10 orang sudah cukup, karena kondisi wirid pengajian di Jorong-Jorong sudah demikian terabaikan. Organisasinya tetap di bawah Bidang Pendidikan dan Dakwah, tetapi bekerjasama dengan Bidang Hubungan Masyarakat.
           Di samping untuk nagari Kapau, kedatangan Tim MTI untuk wirid pengajian ini juga dapat dilakukan ke nagari Siguntur di Pesisir Selatan, ke nagari Malalak di Kabupaten Agam dan nagari lain yang dirasa perlu. Khusus untuk Jorong-Jorong di nagari Kapau, sebaiknya dilaksanakan secepatnya, dalam upaya menjaring calon siswa dari anak Kapau sendiri untuk masuk MTI.            
  
C.  PENGUMPULAN DANA
          Dana bukanlah segala-galanya, dan hal ini berarti tanpa dana pengurus            tetap bisa bekerja. Tetapi dana tetap menjadi suatu hal yang penting dalam mengujudkan tujuan MTI membangun masyarakat dan generasi muda yang tinggi keimanan dan ketakwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Apalagi dalam awal tulisan ini kami telah mengajukan beberapa proyek jangka pendek yang harus dirampungkan dalam tahun pertama masa kerja pengurus yang baru saja dilantik.
          Beberapa langkah yang perlu digalakkan dalam mengumpulan dana adalah seperti di bawah ini :
1.      Mengaktifkan infak, sadakah, zakat, dan bantuan lainnya dari pendukung, penyumbang, dan pengurus sendiri secara rutin yaitu bulanan. Sebagai contoh yaitu pada arisan Ikatan Keluarga Kapau di Padang. Masing-masing peserta arisan diberikan buku sebagai penyumbang tetap. Masing-masingnya akan mengirisi sesuai dengan niat dan kemampuannya. Uangnya langsung diselipkan dalam buku tersebut untuk diambil oleh Pengurus IKK, dan dicatatkan dalam buku tersebut. Ini dinamakan, “buku tabungan akhirat”. Menurut data yang ada di Pengurus dewasa ini sudah tercatat 120 orang penyumbang, dalam bentuk infak, sadakah, zakat dan lain-lain  dari keluarga Kapau yang ada di Kapau dan Bukittinggi.
2.      Pada tiap-tiap kota besar di Indonesia, yang cukup banyak perantau dari Kapau, akan diperkenalkan hal yang sama dengan Ikatan Keluarga Kapau (IKK) di Padang, yaitu dengan menyerahkan Buku Tabungan Akhirat. Sementara itu dianjurkan agar Pengurus Yayasan MTI Kapau melakukan kunjungan ke kota-kota di mana cukup banyak perantau dari Kapau, seperti Pekanbaru, Medan, Batam, Jambi, Jakarta dan sekitarnya, Bandung, dan kota-kota lainnya.
3.       Khusus bagi Malaysia, sebaiknya jauh-jauh hari Pengurus sudah berkirim surat ke beberapa perantau dari berbagai kota di Malaysia. Setelah itu dilakukan kunjungan ke Malaysia.
       Pengumpulan dana ini sebaiknya memanfaatkan alumni dan mahasiswa dari        Kapau, sehingga mendorong aktivitas mereka dalam mebantu kampung halaman.    Salah satu kunci keberhasilan pengumpulan dana adalah keterbukaan dan informasi rutin kepada para pengumbang, termasuk kemajuan yang dicapai oleh MTI sendiri. Dalam hal ini Pengurus dapat menerbitkan suatu media, sebagai wadah komunikasi kepada seluruh warga Kapau, kepada perantau, dan semua alumni dan pencinta MTI dan sekaligus sebagai laporan tentang kemajuan yang dicapai MTI khususnya dan nagari Kapau umumnya. 

PENUTUP
      Demikianlah beberapa hal yang ingin kami sampaikan kepada Pengurus Yayasan MTI Kapau yang baru saja dilantik, dan masyarakat nagari Kapau khususnya dan  pencinta MTI umumnya. Kepada seluruh anggota pengurus baru tersebut saya ingin mengucapkan selamat dan terima kasih atas kesediaannya ikut bersama-sama dalam wadah MTI Kapau demi kemajuan negeri yang kita cintai dan sebagai amal saleh disisi Allah SWT.
      Sesungguhnya apa yang kami utarakan dalam uraian di atas adalah sebatas usul pikiran, sedangkan selanjutnya kami minta Pengurus baru mengkaji lagi dan menyempurnakan untuk adanya suatu program kerja yang terarah, kompak dan memenuhi harapan masyarakat. 
      Atas perkenaan Bapak/Ibu/Saudara menjadi penyumbang, penginfak, dan pemberi zakat, kami ucapkan terima kasih. Selanjutnya kalau yang kurang berkenaan dihati Ibu/Bapak/dan Saudara, kami mohon dimaafkan.

KAPAU,  30 MEI  2009
PEMBINA YAYASAN PONDOK PESANTREN
MTI KAPAU
W A S S A L A M
KETUA

DTO

DRS. H. ZUIYEN RAIS, M.S.

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar