Senin, 22 Oktober 2012

Pertempuran 4 mujahid Jabhah Nushrah menaklukkan gedung Markas Besar Tentara Nasional di Damaskus

Muhib Al-Majdi
Jum'at, 19 Oktober 2012 12:49:13

DAMASKUS (Arrahmah.com) – Yayasan Media Al-Manarah Al-Baidha' akhirnya merilis video operasi spesial dan heroik menaklukkan Markas Besar Tentara Nasional Suriah di jantung ibukota Damaskus. Video Bidayat An-Nihayah # 2 (Awal berakhirnya [rezim Nushairiyah Suriah] bagian 2) itu diberi judul Ghazwatu Nasfil Arkan (Serangan meluluh lantakkan Gedung Markas Besar Militer) dan berdurasi 31 menit 35 detik.
Markas Besar Tentara Nasional Suriah di jantung ibukota Damaskus adalah salah satu pihak yang paling bertanggung jawab atas semua operasi militer, kepolisian dan intelijen rezim Suriah di seluruh wilayah Suriah. Ia juga tempat mengantornya ratusan perwira militer dan ribuan tentara rezim, tempat merencanakan strategi, teknik dan taktik operasi militer rezim Suriah terhadap revolusi rakyat muslim Suriah. Gedung Markas Besar Tentara Nasional Suriah di jantung ibukota Damaskus dikelilingi oleh sejumlah markas militer, kepolisian dan intelijen yang penting dan strategis.

Survei lapangan terhadap target
Video diawali dengan kegiatan mujahidin Jabhah Nushrah melakukan survey lapangan terhadap target serangan. Gedung Markas Besar Tentara Nasional Suriah di jantung ibukota Damaskus terletak di depan Umayyah Square. Beberapa puluh meter di sebelah kanannya berdiri kokoh gedung Departemen Pertahanan Suriah. Sekitar dua ratusan meter di sebelah tenggara darinya berdiri kokoh gedung Asrama Perwira Militer.
Sekitar seratus meter di sebelah kiri Gedung Markas Besar Tentara Nasional Suriah berdiri tegak gedung stasiun TV Nasional Suriah dan Radio Nasional Suriah, dipisahkan oleh jalan raya. Sekitar dua ratus meter ke arah selatan dari gedung TV dan Radio Nasional berdiri kokoh gedung Markas Keamanan Kriminal. Dan hanya sekitar dua ratus meter di sebelah barat dari gedung Markas Keamanan Kriminal berdiri kokoh gedung markas kesatuan-kesatuan keamanan lainnya.

Latihan militer bagi regu mujahid calon pelaku serangan syahid

Para mujahidin Jabhah Nushrah yang akan melaksanakan serangan terhadap gedung Markas Besar Tentara Nasional Suriah menjalani latihan yang serius dan keras. Latihan fisik di jalanan dan lahan pertanian mereka lahap dengan tekun. Pembinaan iman dan penguatan mental mereka jalani. Pun latihan militer dengan menggunakan beragam senjata, latihan menyerbu ke dalam gedung dan latihan mundur dari medan pertempuran. Video juga mengabadikan persiapan terakhir saat bom dirangkai dan dimasukkan dalam mobil, serta wawancara terhadap para mujahid yang akan melakukan serangan.

Pesan-pesan terakhir para mujahid pelaku serangan
Sebelum berangkat melakukan operasi serangan heroik tersebut, keempat mujahid Jabhah Nushrah menyampaikan wasiat terakhir mereka kepada kaum muslimin dan rezim Nushairiyah Suriah.

1. Abu Mush'ab Asy-Syami dalam wasiat terakhirnya mengatakan:
"Adapun kalian wahai orang-orang Nushariyah, Rafidhah yang pendengki! Kami selamanya tidak akan pernah tinggal diam selama jantung kami masih berdetak, selama darah masih mengalir dalam tubuh kami. Kami tidak akan pernah tinggal diam, kami tidak akan pernah tinggal diam, wahai orang-orang Nushariyah, Rafidhah yang pendengki! Kami telah memutuskan untuk mengajukan permasalahan ini dengan warna baru, yaitu warna darah, dengan air baru, yaitu air kemuliaan, dan dengan tekad orang yang bertekad untuk meraih surga."

2. Abu Hafsh Asy-Syami dalam wasiat terakhirnya berkata:
"Ini adalah pesan saya kepada orang-orang Nushairiyah para pendengki dan milisi Syiah  Shabihah. (Pada waktu-waktu yang lalu) Kami telah mendatangi kalian dengan mobil-mobil penuh bom uuntuk meledakkan isi perut kalian, dengan para sniper untuk mencabut jantung kalian, dan dengan tubuh-tubuh kami untuk memotong-motong anggota badan kalian. Maka tunggulah kami, karena kami akan mendatangi kalian! Demi Allah Yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, sesungguhnya kami adalah sebuah umat yang mencintai kematian sebagaimana kalian mencintai kehidupan. Kami tidak berangkat (dalam operasi serangan ini) kecuali untuk menolong agama Islam ini, menegakkan panji Laa Ilaha Illallahu Muhammad Rasulullah dan menerapkan syariat Allah di muka bumi."
Dari atas mobil penuh bahan peledak mujahid yang membawa mobil pertama dan meledakkannya di sisi luar gedung Mabes Tentara Nasional Suriah ini tidak lupa menghasung semangat umat Islam untuk membela Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salam yang dinistakan oleh film anti-Islam (Innocence of Muslims).
Kepada orang-orang muslim namun tidak membela Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salam, mujahid ini mengingatkan, "Saya katakan kepada mereka bahwa demi Allah, mereka akan dimintai pertanggung jawaban pada hari kiamat. Maka mereka tidak akan menemukan jawaban untuk mereka sampaikan kepada Allah dan Rasul-Nya, karena Rasulullah telah dihinakan dengan ucapan-ucapan dan karikatur-karikatur, namun mereka tidak bergerak (untuk membela beliau)."

3. Abu Khalid Asy-Syami dalam wasiat terakhirnya berkata:
"Adapun kalian para musuh Allah, hai orang-orang Nushairiyah dan orang-orang Rafidhah yang murtad, atas kalian laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia. Bergembiralah kalian dengan kabar buruk yang akan mendatangi kalian! Bergembiralah kalian dengan pembunuhan! Bergembiralah kalian dengan pembunuhan! Bergembiralah kalian dengan pembunuhan! Bergembiralah kalian dengan pembunuhan, pengusiran dan pembalasan! Demi Allah, dalam membunuh kalian, kami tidak takut celaan orang-orang yang mencela. Beritanya bukanlah hal yang akan kalian dengar, melainkan apa yang akan kalian lihat, insya Allah. Ya Allah, berilah kami taufiq dan ketepatan! Ya Allah, berilah kami taufiq dan ketepatan!"

4. Abu Muhannad Asy-Syami dalam wasiat terakhirnya mengatakan:
"Kesyahidan adalah pohon yang ditanam dalam dada seorang mujahid, pohon itu tumbuh dan berkembang dengan matang, sehingga jika telah berbuah dan tiba saatnya untuk memanen, maka Allah akan mengizinkan kepadanya sehingga ia menjadi orang yang syahid dan berbahagia dalam lindungan Ar-Rahman."
Tentang sebab keikut sertaannya dalam operasi serangan ini, ia mengatakan, "Sesungguhnya saya melakukan amalan ini, dengan meletakkan tujuanku adalah meninggikan kalimat Laa Ilaaha Illallahu, Yang Maha Suci, Maha Agung urusan-Nya dan Maha Mulia ketetapan-Nya…demi meninggikan panji Laa Ilaaha Illallahu, membela agama Islam ini, membalaskan derita saudara-saudaraku kaum muslimin yang ditindas dan sebagai balasan atas kejahatan-kejahatan yang berulang kali ditujukan kepada sosok Nabi kita, Muhammad shallallahu 'alaihi wa salam, di berbagai penjuru dunia."

Proses pelaksanaan serangan  
Empat orang mujahid Jabhah Nushrah berhasil menaklukkan Markas Besar Tentara Nasional Suriah di jantung ibukota Damaskus pada Rabu (26/9/2012). Serangan heroik mereka telah mempermalukan militer rezim Nushairiyah Suriah yang didukung oleh para penasehat militer komunis Rusia, pasukan khusus brigade Al-Quds rezim Syiah Iran dan ribuan milisi Syiah Hizbullah Lebanon.
Serangan heroik itu dilakukan dalam dua tahapan:
1. Bom syahid dengan mobil pertama
Pada pagi hari Rabu tanggal 10 Dzulqa'dah 1433 H bertepatan dengan 26 September 2012 M jam 07.00 pagi, sang ksatria pelaku serangan bom syahid, Abu Muhannad Asy-Syami berhasil membawa mobil bermuatan penuh bom ke arah yang sejajar dengan tembok pagar gedung Markas Besar Tentara Nasional dari arah selatan.
Saat ia telah mencapai titik terdekat yang tepat dengan bagian tengah tembok pagar bangunan, ia meledakkan dirinya sehingga mengakibatkan kehancuran hebat di bagian gedung Markas Besar dari arah tersebut. Ledakan berkekuatan dahsyat itu mencapai bagian dalam gedung, menewaskan banyak tentara, melukai banyak tentara lainnya dan menimbulkan kepanikan serta ketakutan luar biasa terhadap tentara yang lolos dari ledakan.
2. Bom mobil kedua dan regu kecil penyerbu ke dalam gedung
Sebuah mobil kedua yang juga penuh bom mengangkut regu penyerbu berkekuatan tiga orang mujahid Jabhah Nushrah pelaku serangan syahid; Abu Hafsh Asy-Syami, Abu Khalid Asy-Syami dan Abu Mush'ab Asy-Syami. Mobil itu meluncur ke pintu gerbang utama Markas Besar Tentara Nasional Suriah. Suasana kacau di kompleks gedung dimanfaatkan oleh ketiga orang tersebut untuk memerintahkan para tentara yang piket di pintu gerbang untuk membuka pintu gerbang.
Para tentara tersebut mengira ketiga orang itu adalah para perwira tinggi yang bertanggung jawab atas keamanan Markas Besar. Mereka meyakini hal itu setelah melihat ketiga orang itu memakai seragam tentara yang sama dengan seragam yang mereka kenakan. Para tentara yang piket segera membuka pintu gerbang, maka mobil dan ketiga mujahid tersebut masuk ke dalam halaman gedung.
Ketiga mujahid itu lantas menembak mati setiap tentara di depan mereka dan mereka mulai menyerbu masuk ke dalam gedung Markas Besar Tentara. Mereka menguasai lantai pertama gedung tersebut, dengan karunia dan pertolongan Allah semata, menembak mati setiap tentara dan perwira yang mereka temui dan kemudian membakar bagian dalam lantai satu gedung. Mereka lantas meledakkan mobil penuh bom yang mereka parkir di pintu gerbang utama dengan remote control dari kejauhan. Akibatnya ledakan keras dan api melahap bagian depan gedung. Kebakaran di bagian depan gedung berlanjut sampai jam 16.00 sore, bahkan setelahnya.
Ketiga mujahid itu kemudian naik ke lantai dua gedung untuk menguasai lantai dua. Mereka menembak mati setiap tentara dan perwira yang mereka temukan, kemudian mereka membakar ruangan lantai dua gedung.
Setelah itu mereka naik ke lantai tiga dan bertahan di lantai paling atas gedung tersebut, setelah mereka menembak mati semua tentara dalam lantai itu dan para tentara yang berjaga di halaman gedung. Mereka mulai menahan gempuran sengit pasukan rezim Bashar Asad yang berbondong-bondong datang sebagai bala bantuan bagi pasukan di Mabes itu.
Ketiga mujahid itu bertahan dalam lantai paling atas gedung dengan menggunakan DShk, roket RPG, senapan mesin dan senapan serbu. Pertempuran sengit berlangsung selama tiga jam penuh, antara sebuah pasukan dengan persenjataan dan amunis lengkap  melawan tiga orang mujahid saja! Ya, hanya empat orang mujahid Jabhah Nushrah saja. Namun sungguh jauh perbedaan antara orang-orang yang berperang di jalan thaghut dan orang-orang yang berperang di jalan Allah ta'ala. Pertempuran itu baru berhenti saat masing-masing mujahid berpulang kepada rahmat Allah, semoga Allah menerima mereka dalam barisan para syuhada'.

Komunikasi komandan mujahidin dengan ketiga mujahid dalam gedung Mabes
Hal baru yang sangat mengesankan dalam video ini adalah komunikasi via HP antara ketiga mujahid yang telah bertempur dan bertahan dalam gedung Mabes dengan komandan mujahidin Jabhah Nushrah yang mengepalai operasi heroik tersebut.
Komandan mujahidin meminta ketiga mujahid dalam gedung Mabes untuk menceritakan setiap perkembangan mereka dalam gedung tersebut. Abu Khalid Asy-Syami mulai menceritakan peristiwa sejak mereka bertiga sampai di pintu gerbang gedung sampai mereka berhasil mencapai lantai tiga gedung.
"Mereka sangat pengecut dan penakut. Begitu kami memerintahkan mereka untuk membuka pintu gerbang, maka tentara yang berjaga langsung membukakan pintu untuk kami. Mobil bisa kami bawa masuk ke halaman gedung dengan mudah, segala puji bagi Allah semata, "kata Abu Khalid Asy-Syami via HP.
Saat mobil yang diparkir di halaman gedung mereka ledakkan dengan remote control dari dalam gedung Mabes dan mereka berhasil membakar ruangan-runganan dan kantor-kantor dalam lantai satu dan dua gedung Mabes, ketiga mujahid itu masih menjalin kontak dan memberitahukan setiap perkembangan kepada komandan mujahidin.
Abu Hafsh Asy-Syami dan Abu Khalid Asy-Syami melaporkan dari dalam gedung bahwa jumlah perwira militer dan tentara yang telah mereka tembak mati di lantai satu, dua dan tiga gedung Mabes berjumlah lebih dari seratus orang. Setiap lantai gedung terdiri dari sekitar 26 ruangan dan kantor. Ketiga mujahid itu membakar semua dokumen dan berkas serta isi setiap ruangan dan kantor. Kebakaran melahap seluruh isi lantai satu, dua dan tiga gedung mabes.
"Ada banyak peta, berkas, dokumen dan program-program. Al-hamdulillah, kami telah membakar semuanya sampai ludes." Lapor Abu Hafsh Asy-Syami via HP.
Ketika ruangan-ruangan dan kantor-kantor di lantai empat mulai mereka bakar, dan baku tembak dengan pasukan rezim Suriah semakin gencar, Abu Mush'ab Asy-Syami mulai memberikan laporan kepada komandan Jabhah Nushrah. Ketiga mujahid itu merasakan pertolongan, ketenangan dan kedamaian dari Allah menghadapi gencarnya hujan peluru pasukan rezim Suriah.
"Wahai syaikh, saya bersumpah dengan nama Allah, kami merasakan ketenangan dan kedamaian. Tidak ada kekhawatiran apapun. Alhamdulillh rabbil 'alamin. Allah meneguhkan kami, wahai syaikh."
"Allahu akbar. Walhamdu lillah. Allahu akbar. Kami berdoa semoga tempat kembali kalian adalah surga bersama para nabi, shiddiqin, syuhada' dan shalihin."jawab komandan via HP.
"Bagaimana suasana pertempuran?" tanya komandan lagi.
"Al-hamdulillah, setiap kali mereka mencoba merangsek maju, kami habisi mereka, "jawab Abu Mush'ab Asy-Syami.
Sebelum kesyahidannya, ketiga mujahid itu sempat ditanya oleh komandan mujahidin Jabhah Nushrah. "Nanti media massa rezim yang batil, rezim Nushairiyah akan menuduh kalian membunuh warga sipil yang tidak berdosa?"
"Demi Allah, wahai syaikh, tidak ada yang kami bunuh selain tentara. Al-hamdulillah kami hanya menembak mati para perwira dan tentara. Al-hamdulillah, kami juga melihat pegawai-pegawai perempuan di gedung yang lain (dalam kompleks Mabes), namun kami tidak menembak mereka sama sekali. Kami tidak membunuh seorang pun dari para pegawai sipil, al-hamdulillah." Jawab Abu Hafsh Asy-Syami.
Tembakan semakin gencar terdengar. Ketiga mujahid lantas memberikan wasiat terakhir mereka kepada kaum muslimin. Kembali tembakan gencar terdengar. Setelah itu komunikasi ketiga mujahid di lantai empat gedung Mabes dengan komandan mujahidin terputus.

Hasil pertempuran
Ketiga mujahidin Jabhah Nushrah di lantai empat gedung Markas Besar akhirnya meraih syahid, insya Allah. Namun rezim Suriah harus mengerahkan ribuan tentara dan terlibat pertempuran dahsyat dengan persenjataan ringan, menengah dan berat untuk merebut kembali gedung tersebut.
Baku tembak telah berlangsung lebih dari tiga jam. Namun ribuan tentara rezim Suriah begitu penakut dan pengecutnya sampai-sampai mereka tidak berani menyerbu ke dalam gedung. Mereka menghujani markas mereka sendiri dengan roket RPG dan senapan mesin berat, sehingga kerusakan gedung tersebut semakin parah. Kobaran api semakin besar membakar ruangan-ruangan dan kantor-kantor dalam gedung.
Suara reporter stasiun TV Syiah Al-Manar yang menyertai ribuan tentara rezim Suriah nampak jelas bergetar karena ketakutan luar biasa. "Kami saat ini berada di lantai tiga gedung, semuanya terbakar. Pasukan telah menaklukklan lantai satu dan dua, dan kini sedang mencoba untuk merebut lantai empat." kata reporter itu.
Dunia internasional mampu melihat bagaimana empat orang mujahid Islam lewat serangan heroik itu mampu mempecundangi kekuatan militer hebat Suriah, Rusia dan Iran di jantung kekuasaan mereka di Damaskus. Sebuah pasukan nasional terpaksa harus mengakui kehebatan tiga orang mujahid yang menduduki gedung Mabes mereka dan memaksa mereka berjuang sangat keras untuk merebutnya kembali. Seakan-akan para mujahid itulah pemilik gedung Mabes empat lantai itu.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar