ﻣﺪﺭﺳﺔﺍﻟﺘﺮ ﺑﻴﺔﺍﻻﺳﻼﻣﻴﺔ
Y A Y A S A N P O N D O K
P E S A N T R E N
MADRASAH TARBIYAH ISLAMIYAH KAPAU
KAPAU
KEC.TILATANG KAMANG KAB.AGAM SUMATERA BARAT
26152 Telp. (0752) 34071
Kode Pos:
26152 TELP.(0752) 34071 Rekening:
BRI Cab Bkt : 0015-01-000738-53-9,
MANDIRI Cab.Bkt :
1110005005513 a.n ZULFADLI
ﺑﺴﻢاﷲ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
SAMBUTAN KETUA DEWAN PEMBINA
Assalamua’laikum w.w.
PENDAHULUAN
Sejak
lama kita mengharapkan perhatian yang besar dan kompak dari tokoh-tokoh
masyarakat Kapau terhadap pembangunan dan pembinaan Madrasah Tarbiyah Islamiyah
(MTI) Kapau. Apalagi perguruan berlandaskan Islam tersebut usianya sudah lebih
80 tahun karena didirikan pertamakalinya tahun 1929, namun hidupnya masih
sulit. Tetapi dengan berbagai saran dan tanggapan yang muncul dalam rapat yang
diselenggarakan oleh Tim Formatur Pembentukan Pengurus MTI Kapau periode 2009 –
2014, hari Minggu tanggal 17 Mei 2009
yll, maka suasana suram seperti digambarkan di atas menjadi sirna dan berganti
dengan optimisme serta penuh harapan.
Langkah
kedepan akan banyak ditentukan oleh pengurus baru MTI Kapau yang baru saja
dikukuhkan hari Sabtu tanggal 30 Mei 2009 serta dukungan warga Kapau, baik yang
berada di kampuang halaman maupun diperantauan. Kelihatannya
suasana baru telah muncul di nagari Kapau, dengan hadirnya para cendikiawan
muda dari berbagai professi. Merekalah yang berpandangan jauh kedepan dan
memahami situasi nagari Kapau sekarang serta
harapan dan tantangan kedepan.
Khusus terhadap masalah MTI akan kita coba merumuskan
dalam uraian berikut ini.
FUNGSI MTI KAPAU
Madrasah
Tarbiyah Islamiyah Kapau didirikan oleh
Khatib Kari Bagindo(alm) beserta tokoh masyarakat lainnya, sebagai
sebuah lembaga pendidikan setingkat Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah sekarang .
Sejalan dengan perkembangan negara kita, pada tahun-tahun lima puluhan lembaga
pendidikan ini maju pesat. Tetapi tahun enampuluhan mundur karena situasi
pergolakan daerah. Tahun delapan puluhan maju lagi, bahkan siswa-siswanya
berdatangan dari berbagai kabupaten di Sumatera Barat. Sejumlah alumni era
tahun delapan puluhan tersebut, dewasa ini berhasil menduduki berbagai kedudukan penting di Pengadilan Agama, Pereguruan Tinggi Agama Islam Negeri dan Instansi-Instansi
Pemerintah lainnya.
. Tetapi
sejak era reformasi sampai sekarang, MTI kembali mengalami kemunduran, di mana
jumlah siswanya tahun 2008/2009 sekitar 73 orang dari 6 tingkatan kelas. Dari
jumlah siswa tersebut, jumlah anak-anak warga Kapau memang sedikit sekali.
Siswa-siswa lainnya berasal dari Kabupaten Pesisir Selatan, nagari Malalak,
Kabupaten Agam dan beberapa nagari lainnya di Sumatera Barat.
Sedikitnya
siswa-siswa yang berasal dari nagari Kapau sendiri, memang suatu ironi,
dikaitkan dengan kondisi masyarakat di 12 Jorong. Masyarakat merasakan sekali kekurangan Ustadz, guru
mengaji anak-anak, Imam di mushalla, muballigh dan tokoh-tokoh agama lainnya.
Suasana masyarakat yang dulu sangat Islami, dewasa ini terasa semakin kurang. Banyak orang
memikirkan bagaimana meraih kemajuan untuk hidupnya hari ini, sedang hidup
nanti diakhirat tak begitu terbahayngkan
dalam sikapnya. Banyak perselisihan dan pertengkaran yang muncul dikalangan
keluarga, atau satu famili adalah disebabkan karena kurangnya kesabaran,
kurangnya rasa pemaaf, yang semuanya bermuara pada kurangnya keimanan dan
ketakwaan pada Allah s.a.w. Hal ini juga pengaruh pada kurangnya minat keluarga
Kapau memasukkan anaknya ke MTI.
Sesuai
dengan tujuannya sebagai lembaga pendidkan, maka MTI sejak didirikan, membuka dua bentuk pendidikan, yaitu :
1.
Sekolah Formal, dalam bentuk Madrasah Tsnawiyah setingkat
Sekolah Lanjutan Pertama, dan Madrasah Aliyah setingkat Sekolah Lanjutan Atas.
2.
Pendidikan Non Formal, dalam bentuk wirid pengajian yang
diselenggarakan secara berkala, seperti mingguan, bulanan dan sebagainya.
Pendidikan dalam bentuk pengajian, selama beberapa tahun belakangan terhenti,
karena tidak
terbina dengan
baik.
Dalam
situasi sekarang, maka kepada kedua bentuk pendidikan itulah perhatian Pengurus
lengkap MTI dan masyarakat luas harus dicurahkan secara penuh. Apalagi MTI yang
kita warisi sekarang ini adalah suatu aset nagari yang tidak ternilai harganya,
dan dibangun oleh pendirinya dengan tekad, pengorbanan, dan perjuangan
berdasarkan cita-cita luhur yaitu menegakkan agama Allah ditengah-tengah
masyarakat Kapau yang ingin akan kemajuan.
Usaha
kita sekarang ini adalah meneruskan, menyempurnakan, membangun lagi, dengan
sikap rela berkorban, ikhlas karena Allah, berjuang bersama-sama dalam era
globalisasi di bawah pengaruh besar budaya Barat, yang jauh dari Islami.
Pergaulan bebas, kecanduan narkoba dan sejenisnya, suasana politik yang
menjurus kearah liberalisme dan lain-lain,
tidak lagi dikota-kota besar, tetapi sudah meluas sampai kekota-kota
kecil bahkan ke negari-negari di Sumatera Barat. Bahkan negari Kapau yang ingin
kita banggakan sebagai nagari yang terbebas dari berbagai barang atau kegiatan
haram tersebut, tidak dapat lagi kita .sembunyikan.
Apa
upaya kita menghadapi masalah tersebut, ataukah kita cukup dengan berpangku
tangan, membiarkan saja apa yang akan terjadi ? Tentu tidak, sesuai dengan
firman Allah, “setiap ummat Islam diperintahkan untuk menyeru kepada kebaikan
dan mencegah kepada kemungkaran”. Sebagai orang yang dipercaya mewarisi MTI,
maka menjadi tugas kita membangun lembaga bersejarah ini dan dijadikan sebagai
tempat kita berjuang bersama-sama, bahu membahu, saling mengulurkan tangan
sesuai kemampuan dan tugas masing-masing, demi maju dan tegaknya MTI di bawah
lindungan Allah SWT.
LANGKAH-LANGKAH
KEDEPAN :
A. TSANAWIYAH
DAN ALIYAH
Ukuran
keberhasilan sebuah lembaga pendidikan adalah sama dengan usaha jasa lainnya,
yaitu pada produk yang dihasilkannya berupa alumni atau tamatannya. Kalau
alumninya berkualitas tinggi sehingga
prestasinya bernilai tinggi oleh lembaga pemakai, maka lembaga pendidikan yang
menghasilkannya juga akan naik nilainya. Tetapi kalau sebaliknya yang terjadi,
lembaga pendidikan itu tidak diminati oleh calon-calon siswa barunya, maka
hidupnya akan senin-kemis. Berdasarkan
pandangan tersebut, maka kegiatan setiap lembaga pendidikan adalah bagaimana
menghasilakn alumni yang berkualitas tinggi. Untuk menghasailkan alumni yang
berprestasi ada beberapa faktor yang perlu disiapkan secara baik.
Bagaimana
kondisi lembaga pendidikan formal Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah yang kita asuh
di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI)
Kapau ?. Di bidang akademik, MTI secara
penuh mengikuti pola pendidikan madrasah yang diselenggarakan pemerintah,
sehingga lulusan MTI Kapau yang lulus ujian negara yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, maka ijazahnya adalah sama dengan ijazah-ijazah sekolah negeri.
Tetapi kondisi proses belajar-mengajarnya, kondisi pisik sekolahnya, kondisi
lingkungan, dan lain-lain memang jauh dari cukup jika dibandingkan dengan
sekolah-sekolah yang dibiayai oleh Pemerintah atau Departemen Agama R.I. Faktor
inilah yang menyebabkan MTI kita kurang diminati oleh calon-calon siswa.
Tetapi
dalam kesempatan ini bukanlah maksud kami memaparkan secara rinci
kondisi-kondisi seperti disebutkan di atas. Silakan masing-masing kita lebih
mendalaminya karena semuanya dihadirkan
secara terbuka. Berapa honor gurunya, walau ijazah para guru itu tidak
kalah dari guru-guru negeri. Bagaimana ruang belajar, kursi meja siswa dan
guru, pustaka, jumlah buku dan perawatannya, ruang majelis guru, ruang administrasi, asrama siswa, dan kondisi
kebersihan lingkungan. Ya, semuanya serba memprihatinkan dan minta uluran
tangan pendukung dan masyarakat luas. Apalagi sarana olah raga dan kesenian yang
diajukan sejak dua tahun lalu, tetapi masih jauh dari jangkauan pengurus.
Langkah
kita tidak lain adalah bagaimana mengubah kondisi sekarang, menjadi kondisi
yang lebih baik dalam waktu singkat ini, atau menjadi program tahun 2009/2010.
Sedangkan program jangka panjang, bisa dipertimbangkan pada tahun berikutnya.
Program jangka pendek dimaksud adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana mengubah jalan tanah berumput tebal untuk masuk
ke sekolah sekarang, dengan jalan aspal atau jalan dilapisi semen cor.
2.
Menjadikan pustaka sebagai ruangan yang menarik dan penuh
dengan buku-buku yang dibutuhkan oleh siswa dalam mengembangkan ilmunya.
3.
Memperbaiki kondisi asrama dari berlantai tikar pandan
yang sudah kotor dengan kasur busa dan seperei yang bersih.
4.
Ruang-ruang belajar menjadi bersih, rapi dan tidak ada
lagi kayu yang bergantungan sebagai tanda bahwa masih dalam perbaikan. Tersedianya
meja dan kursi siswa serta meja dan kursis guru yang cukup.
5.
WC siswa, dan guru yang rapi dan bersih serta tersedia
air yang cukup.
6.
Kesejahteraan guru perlu ditingkatkan dengan menaikan
honor guru, walaupun para guru tidak menuntut, tetapi perlu diperhatikan dalam
rangka meningkatkan disiplin guru dan proses belajar-mengajar.
7.
Meneyediakan satu set drumband yaitu alat musik, yang
tidak saja berfungsi sebagai sarana kesenian, tetapi sebagai upaya peningkatan
promosi sekolah.
8.
Satu Labor Komputer dengan 10 buah PC dan satu Printer,
untuk pelajaran tambahan siswa dalam penggunaan teknologi informatika.
9.
Menyediakan sejumlah beasiswa bagi yang tidak mampu,
untuk mendorong minat calon-calon siswa berprestasi.
Penghitungan biaya dari beberapa proyek di
atas, perlu dilakukan dengan membuat perencanaan teknis sesuai standar
perencanaan. Setelah didapatkan angka kebutuhan dalam bentuk barang dan dalam
bentuk rupiah, maka dilakukan upaya mengumpulkan dana dari penyumbang tetap dan
dari masyarakat luas.
B. PENDIDIKAN
MELALUI WIRID-WIRID PENGAJIAN
1. Wirid di Kampus MTI
Salah
satu sukses gemilang yang dicapai oleh Tarbiyah Islamiyah Kapau pada awal-awal
berdirinya MTI adalah penyelenggaraan wirid-wirid pengajian mingguan atau
bulanan. Warga Kapau berduyun-duyun datang ke Gedung MTI dekat pasar sekarang
untuk mengikuti wirid pengajian. Guru-guru atau muballigh untuk pengajian
tersebut sering didatangkan dari Bukittingi, bahkan dari Padang untuk
mendapatkan muballigh yang populer atau disenangi masyarakat. Wirid pengajian
ini sangat besar pengaruhnya bagi pembinaan keimanan dan ketakwaan masyarakat
kepada Allah s.a.w dan bagi MTI sendiri. Melalui wirid-wirid tersebut,
masyarakat mengenal MTI secara lebih dekat, sehingga banyak peserta wirid yang
berminat memasukkan anaknya ke MTI.
Tetapi sejak mundurnya wirid-wirid tersebut, baik mingguan ataupun
bulanan, maka MTI juga semkin kurang dikenal. Mungkin ini juga salah satu
faktor yang menyebabkan orang tua kurang berminat memasukkan anaknya ke MTI.
2. Wirid di mushalla atau masjid
Sejalan dengan
wirid-wirid di gedung MTI, dilaksanakan pula wirid pengajian di mushalla (surau) dan
masjid-masjid di nagari Kapau. Biasanya juga dilaksanakan secara berkala, yaitu
sekali atau dua kali seminggu. Tetapi sekarang
ini kegiatan tersebut tidak terlaksana lagi, karena mushalla sudah kekurangan jemaah dan wiridpun sudah
tidak lagi. Memang masih ada di satu dua
mushalla diantara 12 Jorong di nagari Kapau, tetapi pelaksanannya angin- anginan. Hanya di masjid yang masih ada,
seperti Masjid Jamik Pandam Basasak,
yaitu 3 kali seminggu.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka
salah satu program pokok MTI tahun 2009/2010 sekarang ini adalah menghidupkan
wirid pengajian di Kampus MTI dan wirid di seluruh masjid dan mushalla se
nagari Kapau. Rasanya tak perlu menunggu jemaahnya banyak, 4 – 10 orang sudah
cukup, karena kondisi wirid pengajian di Jorong-Jorong sudah demikian
terabaikan. Organisasinya tetap di bawah Bidang Pendidikan dan Dakwah, tetapi
bekerjasama dengan Bidang Hubungan Masyarakat.
Di samping untuk nagari Kapau, kedatangan
Tim MTI untuk wirid pengajian ini juga dapat dilakukan ke nagari Siguntur di
Pesisir Selatan, ke nagari Malalak di Kabupaten Agam dan nagari lain yang
dirasa perlu. Khusus untuk Jorong-Jorong di nagari Kapau, sebaiknya
dilaksanakan secepatnya, dalam upaya menjaring calon siswa dari anak Kapau
sendiri untuk masuk MTI.
C. PENGUMPULAN DANA
Dana
bukanlah segala-galanya, dan hal ini berarti tanpa dana pengurus tetap bisa bekerja. Tetapi dana
tetap menjadi suatu hal yang penting dalam mengujudkan tujuan MTI membangun
masyarakat dan generasi muda yang tinggi keimanan dan ketakwaanya kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Apalagi dalam awal tulisan ini kami telah mengajukan beberapa
proyek jangka pendek yang harus dirampungkan dalam tahun pertama masa kerja
pengurus yang baru saja dilantik.
Beberapa langkah yang perlu digalakkan
dalam mengumpulan dana adalah seperti di bawah ini :
1.
Mengaktifkan infak, sadakah, zakat, dan bantuan lainnya
dari pendukung, penyumbang, dan pengurus sendiri secara rutin yaitu bulanan.
Sebagai contoh yaitu pada arisan Ikatan Keluarga Kapau di Padang. Masing-masing
peserta arisan diberikan buku sebagai penyumbang tetap. Masing-masingnya akan
mengirisi sesuai dengan niat dan kemampuannya. Uangnya langsung diselipkan
dalam buku tersebut untuk diambil oleh Pengurus IKK, dan dicatatkan dalam buku
tersebut. Ini dinamakan, “buku tabungan akhirat”. Menurut data yang ada di
Pengurus dewasa ini sudah tercatat 120 orang penyumbang, dalam bentuk infak,
sadakah, zakat dan lain-lain dari
keluarga Kapau yang ada di Kapau dan Bukittinggi.
2.
Pada tiap-tiap kota besar di Indonesia, yang cukup banyak
perantau dari Kapau, akan diperkenalkan hal yang sama dengan Ikatan Keluarga
Kapau (IKK) di Padang, yaitu dengan menyerahkan Buku Tabungan Akhirat.
Sementara itu dianjurkan agar Pengurus Yayasan MTI Kapau melakukan kunjungan ke
kota-kota di mana cukup banyak perantau dari Kapau, seperti Pekanbaru, Medan,
Batam, Jambi, Jakarta dan sekitarnya, Bandung, dan kota-kota lainnya.
3.
Khusus bagi Malaysia,
sebaiknya jauh-jauh hari Pengurus sudah berkirim surat ke beberapa perantau
dari berbagai kota di Malaysia. Setelah itu dilakukan kunjungan ke Malaysia.
Pengumpulan dana ini sebaiknya memanfaatkan
alumni dan mahasiswa dari Kapau, sehingga mendorong aktivitas mereka
dalam mebantu kampung halaman. Salah
satu kunci keberhasilan pengumpulan dana adalah keterbukaan dan informasi rutin
kepada para pengumbang, termasuk kemajuan yang dicapai oleh MTI sendiri. Dalam
hal ini Pengurus dapat menerbitkan suatu media, sebagai wadah komunikasi kepada
seluruh warga Kapau, kepada perantau, dan semua alumni dan pencinta MTI dan
sekaligus sebagai laporan tentang kemajuan yang dicapai MTI khususnya dan
nagari Kapau umumnya.
PENUTUP
Demikianlah
beberapa hal yang ingin kami sampaikan kepada Pengurus Yayasan MTI Kapau yang
baru saja dilantik, dan masyarakat nagari Kapau khususnya dan pencinta MTI umumnya. Kepada seluruh anggota
pengurus baru tersebut saya ingin mengucapkan selamat dan terima kasih atas
kesediaannya ikut bersama-sama dalam wadah MTI Kapau demi kemajuan negeri yang
kita cintai dan sebagai amal saleh disisi Allah SWT.
Sesungguhnya
apa yang kami utarakan dalam uraian di atas adalah sebatas usul pikiran,
sedangkan selanjutnya kami minta Pengurus baru mengkaji lagi dan menyempurnakan
untuk adanya suatu program kerja yang terarah, kompak dan memenuhi harapan
masyarakat.
Atas perkenaan
Bapak/Ibu/Saudara menjadi penyumbang, penginfak, dan pemberi zakat, kami
ucapkan terima kasih. Selanjutnya kalau yang kurang berkenaan dihati
Ibu/Bapak/dan Saudara, kami mohon dimaafkan.
KAPAU, 30 MEI
2009
PEMBINA YAYASAN PONDOK PESANTREN
MTI
KAPAU
W
A S S A L A M
KETUA
DTO
DRS.
H. ZUIYEN RAIS, M.S.