Oleh: Zulfadli Aminuddin
Saya ingin kembali membicarakan politik, disaat sebagian orang yang alergi dengan politik, ketika ada orang yang mentabukan politik minimal untuk dirinya sendiri. Padahal politik itu adalah sesuatu yang sangat urgen atau sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mari kita lihat politik dari sudut pandang yang lain.
Secara sederhana siapapun akan berhubungan dengan politik itu langsung maupun tidak langsung. Seorang pedagang atau pebisnis akan merasa tenang dan beruntung apabila adanya stabilitas politik dimana dia berada, tapi sebaliknya usaha yang dijalankannya bisa hancur apabila tidak ada stabilitas politik. Dan salah satu alat dalam politik itu adalah partai. Ibarat kita akan mengarungi lautan maka harus ada perahu atau kapal, maka dalam politik partai itu diibaratkan kapal atau perahu.
Sebenarnya saya tidak ingin menggiring opini pembaca dalam mengkampanyekan salah satu partai politik, meskipun hal itu sebetulnya wajar. Setiap orang umumnya pasti menganggap dialah yang benar, kelompoknya yang hebat dan partainya lah yang paling baik. Namun dari sekian banyak partai apakah ada yang paling memenuhi harapan anda dan akan memenuhi cita-cita anda. Ataukah anda ikut dalam partai anu atau simpatisan partai itu dengan terpaksa atau sukarela. Anda yang dapat menjawabnya.
Saya sebagai seorang Muslim mempercayai dan meyakini sepenuhnya bahwa agama Islam itu sempurna dan karena itu Islam mengatur seluruh sendi kehidupan manusia termasuk hubungan manusia sebagai warganegara dengan negara yang dipimpin oleh pemerintah, dan itu adalah politik. Dan saya meyakini partai yang diharapkan untuk itu hanyalah partai Islam yang berasaskan Islam, bukan partai lain. Perlu diingat bahwa partai itu hanyalah suatu cara dan alat untuk mencapai tujuan itu tadi. Jadi tidak ada fanatisme terhadap partai, yang dibolehkan hanya fanatisme terhadap agama, dalam arti ketaatan kita terhadap agama yang kita anut dengan tetap menghargai dan menghormati keyakinan orang lain yang berbeda dengan keyakinan kita.
Tujuan dari partai menurut saya bagaimana mengantarkan seseorang itu menjadi pemimpin yang di dalam dirinya terdapat kesalehan pribadi sebagai hamba Tuhan dan berusaha membentuk kesalehan sosial dimana rakyat yang dipimpinnya taat kepada Tuhan dan mempunyai kepedulian dengan sesama. Semua kriteria buruk seorang pemimpin akan sirna apabila orientasinya sebagai pemimpin sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang dianutnya.
Setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Jadi pandangan seorang pemimpin yang baik itu jauh ke depan yaitu ke hari akhir, dia akan berpikir apa yang diperbuat sekarang pasti akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan nantinya.
Seorang yang akan menjadi pemimpin harus melewati pintu gerbang yang namanya politik, mau tidak mau dia wajib masuk ke gelanggang politik, siapapun dia apakah dia memproklamirkan dirinya independen (khusus untuk kepala daerah) toh dia telah membedakan dirinya dengan rakyat kebanyakan. Meskipun dia tidak berpartai sebagai kendaraan baginya tapi secara sadar atau tidak dia telah mengkampanyekan dirinya layak untuk dipilih. Jadi apa bedanya calon pemimpin yang berpartai dengan yang tidak berpartai (independen), cuma satu perbedaan yaitu berpartai dan tidak berpartai.
Tapi apabila kita lihat realita di lapangan selama ini, maka calon pemimpin yang mempunyai kendaraan politik (partai) lebih cenderung untuk dipilih, ini berdasakan fakta yang terjadi. Jadi kita bukan melarang orang untuk independen tapi dengan berpartai justru lebih kuat dan lebih terorganisir dengan rapi terutama dalam jangka panjang.
Mungkin kita alergi dan muak dengan partai, tapi ada yang harus kita ingat dalam memilih pemimpin itu kan orangnya atau figurnya, bukan partai. Kita harus merubah cara pandang, dengan contoh pemilihan kepala daerah, lihatlah figur yang akan kita pilih. Tidak soal apakah partainya A atau B, tinggal kita memilih figurnya sesuai dengan kriteria kita. Karena sesuai dengan fakta yang ada bahwa dalam pemilihan yang dilakukan secara langsung oleh rakyat, maka rakyat cenderung memilih figur. Meskipun partainya menang tapi calon yang diusung elektabilitasnya rendah, tetap akan kalah. Tapi sebaliknya, meskipun suara partai biasa-biasa saja tapi figur yang dicalonkan elektabilitas tinggi maka dia akan menang.
Kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari proses politik, karena pemimpin lahir karena adanya proses politik, dipilih secara demokratis dalam kegiatan yang dinamakan pemilihan umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar