Sabtu, 08 September 2012, 06:02 WIB
satunews.com
Emas batangan (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pengamat ekonomi Indef, Enny Sri
Hartati mengatakan animo masyarakat melakukan investasi pada emas akan
terus melonjak seiring belum pulihnya perekonomian global.
"Di saat situasi global sedang tidak bagus, permintaan atas emas justru meningkat, karena emas terbukti lebih stabil nilainya dan risikonya relatif jauh lebih rendah," kata Enny.
Menurut dia, masyarakat menilai investasi pada emas memiliki risiko yang jauh lebih kecil dibandingkan investasi pada deposito atau saham yang mudah terimbas krisis.
Enny menjelaskan, emas sebagai hasil pertambangan memiliki nilai jual yang selalu mengikuti daya beli uang. Ketidakpastian ekonomi global tidak akan berpengaruh pada jatuhnya harga emas.
"Misalnya kita beli emas satu gram harganya Rp 100 ribu atau setara dengan harga 20 kilogram beras. Maka ketika suatu hari nanti harga beras 20 kilogram itu Rp 400 ribu, harga emas cenderung mengikuti kenaikannya," ujar Enny.
Investasi emas sendiri, lanjut Enny, berbeda dengan investasi dalam bentuk deposito yang sangat bergantung pada tingkat inflasi dan kondisi perekonomian.
"Misalnya melalui investasi deposito Rp 100 juta, kita mendapatkan bunga menjadi Rp200 juta, maka itu harus diperhitungkan lagi inflasinya. Karena boleh jadi walaupun uang kita menjadi Rp 200 juta, namun karena adanya kenaikan inflasi, secara daya beli uang kita itu mengalami penurunan nilai," kata Enny.
Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk, Alwinsyah Lubis juga sependapat bahwa krisis ekonomi global tidak mempengaruhi penurunan daya beli emas di Indonesia.
"Semakin krisis dunia, semakin naik harganya. Emas ini aneh, semakin mahal maka semakin dicari," kata Alwinsyah Lubis.
Ia mengatakan, krisis global menyebabkan "capital market" menurun dan orang beralih pada investasi emas. Menurut dia, hal itu saat ini juga sudah terjadi, tetapi kenaikannya tidak drastis dan dalam batas wajar.
Menurut Alwinsyah, harga emas saat ini masih fluktuatif, artinya kadang turun dan kadang naik, namun masih dalam batas normal. Ia memperkirakan hingga akhir 2012 akan ada kenaikan sedikit pada harga emas tersebut.
"Sekarang 1.400-1.650 dolar AS per troy ons. Para analis mengatakan bisa mencapai 1.600-1.800 dolar AS per troy ons tapi akan ada fluktuasi," ujarnya.
Menurut dia, fluktuasi itu tidak sampai membuat pasar tidak kondusif karena kenaikan harganya tidak terlalu besar sehingga membuat permintaan beli naik terlalu jauh.
Ia mengatakan, untuk harga emas dalam negeri, diperkirakan kenaikannya harganya dari Rp 520.000-Rp 560.000 per gram, dan itu masih dalam batas normal. Karena menurut dia, pada awal tahun, harga emas berada di kisaran Rp 400.000-Rp 500.000 per gram.
"Di saat situasi global sedang tidak bagus, permintaan atas emas justru meningkat, karena emas terbukti lebih stabil nilainya dan risikonya relatif jauh lebih rendah," kata Enny.
Menurut dia, masyarakat menilai investasi pada emas memiliki risiko yang jauh lebih kecil dibandingkan investasi pada deposito atau saham yang mudah terimbas krisis.
Enny menjelaskan, emas sebagai hasil pertambangan memiliki nilai jual yang selalu mengikuti daya beli uang. Ketidakpastian ekonomi global tidak akan berpengaruh pada jatuhnya harga emas.
"Misalnya kita beli emas satu gram harganya Rp 100 ribu atau setara dengan harga 20 kilogram beras. Maka ketika suatu hari nanti harga beras 20 kilogram itu Rp 400 ribu, harga emas cenderung mengikuti kenaikannya," ujar Enny.
Investasi emas sendiri, lanjut Enny, berbeda dengan investasi dalam bentuk deposito yang sangat bergantung pada tingkat inflasi dan kondisi perekonomian.
"Misalnya melalui investasi deposito Rp 100 juta, kita mendapatkan bunga menjadi Rp200 juta, maka itu harus diperhitungkan lagi inflasinya. Karena boleh jadi walaupun uang kita menjadi Rp 200 juta, namun karena adanya kenaikan inflasi, secara daya beli uang kita itu mengalami penurunan nilai," kata Enny.
Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk, Alwinsyah Lubis juga sependapat bahwa krisis ekonomi global tidak mempengaruhi penurunan daya beli emas di Indonesia.
"Semakin krisis dunia, semakin naik harganya. Emas ini aneh, semakin mahal maka semakin dicari," kata Alwinsyah Lubis.
Ia mengatakan, krisis global menyebabkan "capital market" menurun dan orang beralih pada investasi emas. Menurut dia, hal itu saat ini juga sudah terjadi, tetapi kenaikannya tidak drastis dan dalam batas wajar.
Menurut Alwinsyah, harga emas saat ini masih fluktuatif, artinya kadang turun dan kadang naik, namun masih dalam batas normal. Ia memperkirakan hingga akhir 2012 akan ada kenaikan sedikit pada harga emas tersebut.
"Sekarang 1.400-1.650 dolar AS per troy ons. Para analis mengatakan bisa mencapai 1.600-1.800 dolar AS per troy ons tapi akan ada fluktuasi," ujarnya.
Menurut dia, fluktuasi itu tidak sampai membuat pasar tidak kondusif karena kenaikan harganya tidak terlalu besar sehingga membuat permintaan beli naik terlalu jauh.
Ia mengatakan, untuk harga emas dalam negeri, diperkirakan kenaikannya harganya dari Rp 520.000-Rp 560.000 per gram, dan itu masih dalam batas normal. Karena menurut dia, pada awal tahun, harga emas berada di kisaran Rp 400.000-Rp 500.000 per gram.
Redaktur: Endah Hapsari
Sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar