Masih Berpotensi Penyempitan Kendaraan Sumbar-Riau
Padang Ekspres • Rabu, 15/08/2012 11:31 WIB • ZETRIZAL & ARFIDEL ILHAM • 2226 klik
Limapuluh Kota, Padek—Polemik penggunaan jembatan layang (fly over)
Kelok Sembilan untuk arus mudik berakhir. Pemerintah Provinsi Sumbar
akhirnya memutuskan jembatan layang di perbatasan Sumbar-Riau itu
dibuka untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas selama musim mudik di
kawasan tersebut.
Hari ini (15/8), sekitar pukul 16.00,
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meresmikan penggunaan jembatan layang
Kelok Sembilan yang berlokasi di Jorong Aieputiah, Nagari
Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. Pembukaan
jalan dan jembatan Kelok Sembilan ini diprediksi mampu mempercepat
arus mudik dan balik Lebaran tahun ini.
Untuk memastikan kesiapan penggunaan
Kelok Sembilan, Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Tata Permukiman
(Prasjal Tarkim) Sumbar, Suprapto dan Kepala Dinas Perhubungan
Kominfo Mudrika, bersama Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo, serta
Kapolres Limapuluh Kota AKBP Pratomo Iriananto meninjau lokasi
dengan melintasi jembatan tersebut, kemarin (14/8).
Iring-iringan mobil rombongan melintas
mulus di sepanjang jembatan. Seperti diketahui, peresmian
penggunaan jembatan ini sempat terundur tiga kali akibat beberapa
persoalan, terutama pertimbangan keselamatan pengguna jembatan.
Suprapto kepada Padang Ekspres
saat uji coba jembatan mengatakan, jalan dan jembatan ini sudah layak
secara teknis digunakan saat arus mudik dan balik Lebaran. Sebab,
sudah memiliki tembok pembatas setinggi 1,5 meter, terpasang
rambu-rambu dilarang berhenti, dan sudah ada lampu penerangan
sepanjang Kelok Sembilan, meski masih sementara dengan lampu-lampu
kecil.
”Hanya saja, pengamanan jalan harus
diwaspadai kepolisian. Seperti pengguna jalan yang berhenti di atas
jembatan, bisa memicu kecelakaan lalu lintas. Begitupun Pemkab
Limapuluh Kota, harus menertibkan pedagang yang berjualan di
gerbang jalan,” harap Suprapto.
Namun begitu, tambah Suprapto,
pembukaan jembatan Kelok Sembilan ini sifatnya hanya sementara. Hanya
melayani arus mudik dari Pekanbaru ke Sumbar. Sebelum Lebaran,
jembatan ini hanya dibuka untuk arus kendaraan dari arah Pekanbaru ke
Payakumbuh, sedangkan kendaraan dari Payakumbuh ke Pekanbaru masih
menempuh jalan biasa.
Begitu sebaliknya, pasca-Lebaran,
giliran arus dari arah Payakumbuh-Pekanbaru dibuka. “Ini bentuk
ucapan selamat datang kita kepada perantau. Sehingga, kita akan
membuka jalur saat mudik dan balik bagi perantau,” kata Suprapto.
Meski sudah layak secara teknis,
Suprapto mengingatkan pengendara perlu berhati-hati melewati jembatan.
Misalnya, kecepatan maksimun hanya 40 kilometer per jam. Selain itu,
ada jalur penyempitan di atas jembatan guna menghindari benda jatuh
dari atas tebing.
”Kita juga akan mengerahkan petugas
Dishub Kominfo bekerja sama dengan kepolisian untuk pengamanan di
atas jembatan. Khusus penertiban pedagang di pinggir pintu masuk,
memang harus dipindahkan paling lambat pukul 00.00 malam ini (dini
hari tadi, red),” ucap Kadishub Kominfo Sumba Mudrika kepada
wartawan.
Mudrika yakin keberadaan jembatan ini
bisa mengurai kemacetan. “Sebab, selama ini yang menjadi titik macet
adalah di kawasan ini. Ke depan, kelancaran arus lalu lintas mudik dan
wisata akan lebih baik dan tidak lagi terganggu,” tambahnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jembatan
Kelok Sembilan, Rina Komalasasi didampingi Kasatker Dahler
menyebutkan, penerangan jalan umum menggunakan solar cell (lampu
dengan arus listrik dari cahaya matahari). “Ke depan, kita akan
melengkapi pemasangan rambu-rambu lalu lintas yang sekarang belum
sepenuhnya lengkap,” katanya.
Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo
berjanji melakukan penertiban terhadap pedagang di sekitar jembatan
Kelok Sembilan. “Penertiban dan pemindahan pedagang akan kita
lakukan di rest area sekitar 500 dari kawasan ini, tepatnya ke
arah Huluaia, Nagari Sarilamak,” ungkap Alis Marajo kepada wartawan
didampingi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Nasriyanto.
Kapolres Limapuluh Kota, Pratomo
Iriananto menyatakan kesiapan jajarannya mengamankan arus mudik di
kawasan Kelok Sembilan. “Kita telah membuat posko pengamanan di
kawasan Kelok Sembilan beroperasi 24 jam. Petugas juga akan
melakukan patroli untuk mengantisipasi kemungkinan tak diinginkan,”
ungkapnya.
Jembatan Kelok Sembilan yang dibangun
sejak 2003 ini, telah menghabiskan anggaran Rp 351 miliar. Untuk
menahan kemungkinan banjir bandang, Pemprov Sumbar menganggarkan
dana melalui APBD untuk membuat cek dam, yang ditargetkan selesai
tahun 2013 dengan dana Rp 9,3 miliar. Cek dam selebar 30 meter dan
panjang 400 meter ini, mampu menampung 120 ribu kubik sedimen.
Data Kementerian Pekerjaan Umum, total
panjang jembatan Kelok Sembilan 2.537 meter, terdiri dari 980 meter
jembatan terbagi dalam enam bagian, serta 1.557 meter jalan
penghubung. Jembatan ini ditargetkan mampu menampung lalu lintas
harian rata-rata 6.800 unit kendaraan pada hari biasa, dan 11.350 unit
kendaraan pada hari libur.
Selain kesiapan jembatan Kelok
Sembilan, rombongan juga meninjau jalan lintas Padang-Bukittinggi.
Hasil peninjauan ini tertungkap bahwa mendesaknya perbaikan salah
satu pangkal jembatan di Kayutanam akibat terban. Mengatasi itu, PPK
Jalan Nasional Yahya menargetkan pengerjaan perbaikan tuntas Kamis
(16/8).
Rombongan juga meninjau kesiapan jalan
alternatif Sicincin-Malalak. Khusus jalur alternatif ini, PPK Nasional
Desman didampingi Kasatkernya M Radhi Kasim, menyampaikan bahwa masih
ada tujuh jembatan belum permanen, serta beberapa ruas jalan masih
sempit. Ini akibat masih ada tanah masyarakat di beberapa titik
belum dibebaskan Pemkab Agam.
Ide (Alm) Mustasir
Pembangunan jembatan layang Kelok
Sembilan berawal dari ide (alm) Mustasir, pakar jembatan di Kementerian
Pekerjaan Umum (PU)? Semua itu berawal tahun 2001 lalu, Mustasir
dalam satu kesempatan berhenti di Kelok Sembilan. Ia begitu mengagumi
keindahan alam sekitar Kelok Sembilan. Namun, Mustasir prihatin
melihat sempitnya ruas jalan melewati Kelok Sembilan.
Akibat jalan sempit itu, menurut
Mustasir, jelas tidak memungkinkan dilewati truk-truk berukuran besar
pengangkut komoditi perdagangan dari Sumbar. Apalagi pemerintah
juga sudah meneken kerja sama dengan negara tetangga, yang akrab
disebut Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT GT).
Beranjak dari kondisi itulah, Mustasir
berkeinginan membuat jembatan layang Kelok Sembilan. Ide petinggi
Kementerian PU itu disambut baik Gubernur Sumbar (alm) Zainal Bakar
ketika itu, dan menjadi bahan kajian jajaran pimpinan Dinas Bina Marga
(sekarang Dinas Prasarana Jalan dan Tata Permukiman/Prasjal Tarkim)
Hediyanto, Dody Ruswandi, dan Suprapto (sekarang Kadis Prasjal Tarkim
Sumbar, red). Berkat kerja keras meyakinkan petinggi Bina Marga
(pemerintah pusat, red), akhirnya usulan pembangunan jembatan Kelok
Sembilan mendapat persetujuan.
Berbekal persetujuan, maka dimulailah
sosialisasi kepada masyarakat sekitar sehubungan akan dibangunnya Fly
Over Kelok Sembilan. Beberapa desain pun bermunculan, dan akhirnya
diseminarkan oleh Dinas Bina Marga bekerja sama dengan perguruan
tinggi dan balai terkait.
Tahun ini, pembangunan tahap 1 tahap 2 fly over Kelok Sembilan rampung. Sampai sekarang, pembangunan fly over
Kelok Sembilan ini menelan dana lebih kurang Rp 350 miliar. Untuk
menuntaskan proyek jembatan sepanjang 3 km dengan lebar 15 meter
menggunakan beton bertulang ini sampai tuntas, setidaknya
menghabiskan dana Rp 550 miliar. Dijadwalkan hari (15/8), Gubernur
Sumbar Irwan Prayitno meresmikan penggunaan jembatan tersebut. (*)
[ Red/Administrator ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar