Oleh: Zulfadli
Aminuddin
Suasana batin pak Datuk bergolak, takdir yang menimpa Sutan
Basa telah terjadi, jarum jam tidak akan mungkin diputar mundur. Pak Datuk
berpikir dan dalam pikirannya tergambar suatu pelajaran yang berharga, dan dia
berharap sekali kejadian tersebut adalah kejadian yang terakhir.
Dan pak Datuk menganalisa kejadian ini tidak berdiri dengan
sendirinya, pasti mempunyai kaitan dengan hal-hal lain yang saling berhubungan.
Dan tentu ada aktor dibalik semua itu, pak Datuk sudah menduga dan dugaannya
sangat dekat kepada fakta yang ada. Tapi tentu dalam mengungkap semuanya sangat
sulit dalam situasi pergolakan daerah ini. Sulit mengungkapkan suatu bukti kebenaran
sebagaimana sulitnya mencari jarum di dalam tumpukan jerami.
Akan halnya kematian Sutan Basa adalah satu kejadian
diantara ratusan kejadian bahkan ribuan kejadian lain yang sama atau hampir
sama sebab dan akibatnya, di bumi Minangkabau yang dicabik-cabik perang saudara.
Pergolakan daerah dapat dianggap suatu persoalan ibarat
benang kusut yang dapat diselesaikan. “Tidak ada kusut yang tidak selesai”,
kata pepatah minang, namun pepatah minang juga mengatakan; “ibarat kusut sarang
tempua, api yang menyelesaikan”. Tapi
bukan ini yang kita kehendaki dalam menyelesaikannya karena kita berharap ada
secercah harapan di kemudian hari dan ternyata Alhamdulillah akhirnya kita
terbebas dari malapetaka yang lebih dahsyat, inilah yang patut kita syukuri.
Kemungkinan-kemungkinan yang melatarbelakangi suatu
peristiwa pasti ada, bisa saja berawal dari persoalan yang bersifat pribadi. Sangat
mungkin orang yang berbuat suatu kejahatan berlindung di tengah suasana daerah
yang dalam keadaan darurat perang seperti ini. Wallahua’lam... (tamat 11/06/13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar