Setelah mengunjungi Ngarai Sianok dan Benteng,program yang tidak
kalah menarik adalah berbelanja di Pasar Atas Bukittinggi persis
menghadap Jam Gadang sebagai landmark kota. Tak banyak wisatawan yang
tahu bahwa dibelakang Pasar Atas ada Pasar Bawah. Maklum Pasar Atas
terkenal karena lebih banyak menjual produk tekstil bermotif songket dan
sulaman khas Minang. Sedangkan Pasar Bawah lebih banyak menjual
kebutuhan penduduk setempat seperti bahan makanan, sehingga tidak
terlalu banyak dikunjungi wisatawan.
Kuliner yang terkenal di Pasar Bawah adalah Nasi Kapau. Di sini terdapat beberapa kedai Nasi Kapau. Kedai-kedai menyajikan makanan lengkap dengan lauk pauk khas dari Nagari ( setingkat Desa ) Kapau tidak jauh dari Kota Bukittinggi. Penduduk Nagari Kapau memang memiliki keahlian khusus dalam memasak lauk pauk rasa khas yang sedap. Tentu dengan rempah-rempah khusus dengan takaran tertentu yang selalu dirahasiakan oleh masing-masing pemilik kedai. Dengan cara merahasiakan bumbu, takaran dan cara memasak inilah lauk pauk khas Kapau selalu terjaga dan sulit ditiru bahkan oleh masyarakat Minangakabau sekalipun apabila mereka bukan warga Nagari Kapau.
Olahan yang biasa disajikan antara lain Gulai Nangka Muda, Gulai Daging Cincang, Gulai Ikan, Kikil, Dendeng Daging, dan Sayur-mayur seperti campuran kol, Rebung Muda, Kacang Panjang dan Kadang ada Sayur Pakis yang kenal berlumur bumbu rempah. Bagi kami orang awam, selain rasa makanan yang lebih sedap, masakan Kapau biasanya terlihat lebih berlumur bumbu rempah dan lebih kental. Tapi itulah yang menimbulkan rasa sedap dan gurih bila dibanding masakan Minang pada umumnya. Bisa dibilang sejenis tapi tak sama dengan masakan Minang lainnya, bersantai, banyak macam rempah, tak lupa ciri khas Minang adalah rasa lebih pedas bila dibanding masakan daerah-daerah di Pulau Jawa.
Hal lain yang menarik adalah cara memajang makanan dibuat mudah dilihat pengunjung. Semua olahan makanan dengan jumlah dapat mencapai 20 jenis pilihan ditempatkan wadah besar kemudian disusun mengelilingi pedagangnya. Sampai-sampai diperlukan sendok lauk bertangkai panjang karena banyaknya sajian sehingga letaknya tak terjangkau sendok biasa. Begitu kita pesan satu piring Nasi, meskipun hanya memesan dengan satu jenis lauk dan satu jenis sayur, pedagang akan selalu menambahkan beberapa bumbu atau potongan kecil dari jenis lauk lain misal bumbu rendang atau remah gulai daging. Inilah bonus untuk dapat mencicipi masakan lain meskipun hanya diberi seujung sendok dari setiap olahan.
Cara unik lainnya untuk menikmati Nasi Kapau adalah tidak disajikan di piring dan dimakan ditempat, tetapi pesan secara rames dibungkus kemudian disantap kemudian setelah sampai di hotel. Nasi Kapau yang dirames akan tercampur dengan berbagai bumbu akan semakin terasa nikmat karena bumbu-bumbu sebagian sudah meresap ke sebagian nasi yang kita santap.
Bicara harga, tentu tidak akan semahal makan di restauran besar di Bukitinggi. Kisaran harga sama seperti makan di kedai Nasi Padang di Jakarta antara Rp. 15,000 - 20,000 tergantung lauk yang kita santap.
Kuliner yang terkenal di Pasar Bawah adalah Nasi Kapau. Di sini terdapat beberapa kedai Nasi Kapau. Kedai-kedai menyajikan makanan lengkap dengan lauk pauk khas dari Nagari ( setingkat Desa ) Kapau tidak jauh dari Kota Bukittinggi. Penduduk Nagari Kapau memang memiliki keahlian khusus dalam memasak lauk pauk rasa khas yang sedap. Tentu dengan rempah-rempah khusus dengan takaran tertentu yang selalu dirahasiakan oleh masing-masing pemilik kedai. Dengan cara merahasiakan bumbu, takaran dan cara memasak inilah lauk pauk khas Kapau selalu terjaga dan sulit ditiru bahkan oleh masyarakat Minangakabau sekalipun apabila mereka bukan warga Nagari Kapau.
Olahan yang biasa disajikan antara lain Gulai Nangka Muda, Gulai Daging Cincang, Gulai Ikan, Kikil, Dendeng Daging, dan Sayur-mayur seperti campuran kol, Rebung Muda, Kacang Panjang dan Kadang ada Sayur Pakis yang kenal berlumur bumbu rempah. Bagi kami orang awam, selain rasa makanan yang lebih sedap, masakan Kapau biasanya terlihat lebih berlumur bumbu rempah dan lebih kental. Tapi itulah yang menimbulkan rasa sedap dan gurih bila dibanding masakan Minang pada umumnya. Bisa dibilang sejenis tapi tak sama dengan masakan Minang lainnya, bersantai, banyak macam rempah, tak lupa ciri khas Minang adalah rasa lebih pedas bila dibanding masakan daerah-daerah di Pulau Jawa.
Hal lain yang menarik adalah cara memajang makanan dibuat mudah dilihat pengunjung. Semua olahan makanan dengan jumlah dapat mencapai 20 jenis pilihan ditempatkan wadah besar kemudian disusun mengelilingi pedagangnya. Sampai-sampai diperlukan sendok lauk bertangkai panjang karena banyaknya sajian sehingga letaknya tak terjangkau sendok biasa. Begitu kita pesan satu piring Nasi, meskipun hanya memesan dengan satu jenis lauk dan satu jenis sayur, pedagang akan selalu menambahkan beberapa bumbu atau potongan kecil dari jenis lauk lain misal bumbu rendang atau remah gulai daging. Inilah bonus untuk dapat mencicipi masakan lain meskipun hanya diberi seujung sendok dari setiap olahan.
Cara unik lainnya untuk menikmati Nasi Kapau adalah tidak disajikan di piring dan dimakan ditempat, tetapi pesan secara rames dibungkus kemudian disantap kemudian setelah sampai di hotel. Nasi Kapau yang dirames akan tercampur dengan berbagai bumbu akan semakin terasa nikmat karena bumbu-bumbu sebagian sudah meresap ke sebagian nasi yang kita santap.
Bicara harga, tentu tidak akan semahal makan di restauran besar di Bukitinggi. Kisaran harga sama seperti makan di kedai Nasi Padang di Jakarta antara Rp. 15,000 - 20,000 tergantung lauk yang kita santap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar