'Hak-hak Terbatas, Pemuda Indonesia Jadi Apatis'
Sabtu, 15 September 2012, 16:29 WIB
Republika/Aditya Pradana
Putra
Mantan Walikota Termuda di Dunia asal
Palestina, Bashaer Othman saat sesi tanya jawab di salah satu tv swasta
di Jakarta, Jumat (14/9).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemuda di Indonesia memiliki banyak
keterbatasan dengan hak-haknya. Pernyataan itu dilontarkan Bashaer
Othman, mantan wali kota di Allar, sebuah kota kecil di wilayah utara
Tepi Barat, Palestina.
"Saya melihat pemuda di Indonesia memiliki banyak keterbatasan dengan hak-haknya, termasuk hak memilih dan dipilih sehingga mereka apatis terhadap kegiatan-kegiatan politik," kata Bashaer saat berbincang dengan ROL di Jakarta, Jumat (14/9) kemarin.
Pemuda Indonesia, kata Bashaer, hendaknya mengesampingkan rasa takut untuk dipilih dan memilih. "Mereka seharusnya sadar bahwa memilih sebuah hak yang harus dilakukan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat. Saya melihat kontribusi politik dari anak-anak muda di Indonesia kurang," tukas gadis 16 tahun ini.
Kedatangannya ke Jakarta untuk memenuhi undangan World Peace Movement guna menerima penghargaan 'The World Youngest Mayor Award' dari Royal World Records. Ketika ditanya apakah ingin melanjutkan studi di Indonesia, Bashaer menjawab, "Saya lebih memilih untuk tetap sekolah dan melanjutkan studi di palestina. Hal tersebut akan membantu saya mendalami isu-isu Palestina sehingga saya mengerti apa yang dibutuhkan negara saya."
"Jadi Saya tidak tertarik untuk melakukan studi atau kegiatan semacam pertukaran pelajar ke Indonesia, kecuali jika datang seperti ini untuk tukar-menukar pengalaman," papar dia.
"Saya melihat pemuda di Indonesia memiliki banyak keterbatasan dengan hak-haknya, termasuk hak memilih dan dipilih sehingga mereka apatis terhadap kegiatan-kegiatan politik," kata Bashaer saat berbincang dengan ROL di Jakarta, Jumat (14/9) kemarin.
Pemuda Indonesia, kata Bashaer, hendaknya mengesampingkan rasa takut untuk dipilih dan memilih. "Mereka seharusnya sadar bahwa memilih sebuah hak yang harus dilakukan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat. Saya melihat kontribusi politik dari anak-anak muda di Indonesia kurang," tukas gadis 16 tahun ini.
Kedatangannya ke Jakarta untuk memenuhi undangan World Peace Movement guna menerima penghargaan 'The World Youngest Mayor Award' dari Royal World Records. Ketika ditanya apakah ingin melanjutkan studi di Indonesia, Bashaer menjawab, "Saya lebih memilih untuk tetap sekolah dan melanjutkan studi di palestina. Hal tersebut akan membantu saya mendalami isu-isu Palestina sehingga saya mengerti apa yang dibutuhkan negara saya."
"Jadi Saya tidak tertarik untuk melakukan studi atau kegiatan semacam pertukaran pelajar ke Indonesia, kecuali jika datang seperti ini untuk tukar-menukar pengalaman," papar dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar